Dikutip dari
TOI, Senin 25 November 2024, semua jenis minyak goreng mengalami kenaikan melebihi 100 Rupee (Rp18.871) per 15 kg selama bulan Oktober, dengan harga minyak sawit mendekati harga minyak biji kapas untuk pertama kalinya.
"Biasanya, harga minyak kedelai, kelapa sawit, dan bunga matahari memiliki perbedaan yang besar. Namun sekarang harganya hampir sama sekitar 1.200 Dolar AS per ton di pasar internasional," kata B V Mehta, direktur eksekutif Asosiasi Ekstraktor Pelarut (SEA) India.
Dia mengatakan, untuk pertama kalinya, harga minyak sawit hampir sama dengan harga minyak biji kapas.
"Kami yakin harga minyak sawit akan tetap kuat karena pasokan rendah. Selain itu, panen bunga matahari lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, dan dolar yang kuat mengakibatkan kenaikan harga minyak goreng impor," kata Mehta.
Di Ahmedabad pada hari Jumat, 22 November 2024, harga minyak kelapa sawit dijual 2.230 Rupee (Rp480.824) per 15 kg, sementara minyak biji kapas berada pada 2.250-2.350 Rupee (Rp424.598-Rp443.469) per 15 kg.
Priyam Patel, ketua Zona Barat SEA, mengindikasikan bahwa stok minyak kelapa sawit akan tetap terbatas hingga Maret 2025 karena terpengaruh program biodiesel B40 Indonesia yang mengharuskan pencampuran minyak kelapa sawit dengan solar sebesar 40 persen.
Perubahan kebijakan Kewajiban Pasar Domestik Indonesia dan terbatasnya ketersediaan minyak bunga matahari global telah berkontribusi terhadap harga tinggi yang berkelanjutan.
Indonesia telah siap untuk menerapkan wajib bahan bakar minyak (BBM) biodiesel B40 pada 2025. B40 merupakan BBM dengan campuran bahan bakar komposisi 40 persen minyak kelapa sawit dan 60 persen solar.
Patel mencatat bahwa produksi kedelai yang substansial di Amerika Selatan dapat menurunkan harga minyak kedelai.
"Perubahan kebijakan biodiesel AS yang diharapkan di bawah kepemimpinan baru kemungkinan akan mengurangi permintaan minyak nabati dalam produksi biofuel, yang selanjutnya akan memperlunak tekanan harga," kata Patel.
"Selain itu, surplus di pasar minyak mentah global telah menurunkan harga minyak mentah, membuat biodiesel kurang kompetitif dan mengurangi permintaan minyak nabati yang digunakan dalam pembuatan biofuel," tambahnya.
India, kata Patel, mengimpor lebih dari 60 persen kebutuhan minyak nabatinya.
"Mempromosikan budidaya minyak biji dalam negeri dan berinvestasi dalam teknologi pemrosesan canggih sangat penting untuk mengurangi ketergantungan ini. Industri minyak nabati yang mandiri sangat penting untuk memastikan stabilitas harga dan melindungi kepentingan konsumen," ujarnya.
BERITA TERKAIT: