Seperti dikutip
Bloomberg pada Kamis 24 Oktober 2024, para ekonom sebelumnya memperkirakan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 0,4 persen pada periode ini, setelah ekonomi negara itu sempat menyusut 0,2 persen pada kuartal II-2024.
Bank Sentral Korsel melaporkan ekonomi negaranya juga hanya tumbuh 1,5 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal ini. Angka tersebut juga lebih lambat dari perkiraan pasar sebesar dua persen.
Menurut para ekonom, Bank Sentral perlu untuk melonggarkan kebijakan moneternya guna memperbaiki kondisi negara tersebut.
"Bank sentral perlu memangkas suku bunganya lagi jika kondisi ekonomi ternyata lebih buruk dari yang diharapkan," kata Peneliti Institut Penelitian Ekonomi Korea Lee Seung-suk.
Korea Selatan adalah salah negara di dunia yang sangat bergantung pada ekspor. Industri teknologinya menyumbang banyak devisa.
Namun, lonjakan ekspor chip memori dalam beberapa bulan terakhir ini telah menunjukkan tanda-tanda melambat. Hal ini menimbulkan tanda tanya terkait prospek permintaan di masa depan.
"Tidak seorang pun menduga momentum ekspor akan merosot begitu cepat. Dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat dan meningkatnya risiko perang di Timur Tengah, kemungkinannya kecil target tercapai," katanya.
Bank Sentral Korsel dikabarkan akan melakukan pertemuan kebijakan bulan depan. Selain memangkas suku bunga acuan, mereka juga diperkirakan bakal memangkas target pertumbuhan ekonomi tahunan.
BERITA TERKAIT: