Gross Profit Margin (GPM) perseroan juga naik menjadi 15,19 persen, dari sebelumnya 9,90 persen pada kuartal III tahun lalu. EBITDA Waskita meningkat 141 persen, dari Rp252 miliar menjadi Rp609 miliar per September 2024.
Total utang Waskita pun menurun sekitar Rp3 triliun menjadi Rp80,58 triliun, dari Rp83,99 triliun pada Desember 2023. Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menyatakan bahwa peningkatan laba bruto dan penurunan utang ini merupakan hasil dari upaya penyehatan yang dilakukan perseroan. Beberapa langkah yang diambil termasuk selektif dalam pemilihan proyek melalui Komite Manajemen Risiko Konstruksi, menghindari proyek turnkey, menggunakan pembayaran bulanan, serta mempercepat konversi tagihan bruto menjadi penerimaan kas.
Selain itu, beban operasional Waskita juga turun sebesar 14 persen atau Rp140 miliar, dari Rp1,004 triliun pada kuartal III tahun lalu menjadi Rp 864,56 miliar pada periode yang sama tahun ini.
"Waskita terus berkomitmen untuk melakukan efisiensi di setiap lini bisnis, termasuk pengelolaan proyek secara tepat waktu dan biaya, optimalisasi sumber daya, serta digitalisasi dari induk hingga proyek," ujar Ermy dalam keterangan resminya pada Jumat 18 Oktober 2024.
Ermy menambahkan bahwa digitalisasi yang diterapkan mencakup penguatan System Analysis and Product in Data Processing (SAP) dan Enterprise Resource Planning (ERP) guna mendukung pengelolaan keuangan dan akuntansi. Sentralisasi procurement, engineering, serta penerapan lean construction pada beberapa proyek juga dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis Waskita.
Proyek-proyek Waskita juga telah mengimplementasikan Building Information Modelling (BIM), yang dapat mengidentifikasi potensi kendala teknis sejak tahap perencanaan hingga penyelesaian proyek. BIM digunakan di berbagai proyek, termasuk proyek Jalan Tol IKN Segmen 5A Simpang Tempadung-Pulau Balang, dengan berbagai inovasi digital seperti Sistem Penakar Hujan Otomatis dan pengambilan data fotogrametri menggunakan drone.
Penerapan digitalisasi ini membantu Waskita memenangkan penghargaan Bentley Awards Founder’s Honors dalam kategori jalan tol dan jalan raya untuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Waskita berkomitmen untuk kembali fokus pada core business sebagai kontraktor murni, dengan memaksimalkan keahliannya di bidang pembangunan jalan, jembatan, gedung, infrastruktur air, dan lainnya. Perseroan juga berhasil mendapatkan persetujuan dari 22 kreditur perbankan terkait penyempurnaan Master Restructuring Agreement (MRA) 2021 dengan nilai outstanding Rp26,3 triliun, serta persetujuan Pokok Perubahan Perjanjian Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) sebesar Rp5,2 triliun dari lima kreditur.
Waskita juga telah mendapat persetujuan atas tiga dari empat seri obligasi non-penjaminan, dengan pembayaran kupon restrukturisasi yang telah dilakukan. Untuk satu seri obligasi non-penjaminan yang belum mendapat persetujuan, perseroan masih melakukan komunikasi intensif dengan pemegang obligasi guna mencapai kesepakatan dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) berikutnya.
BERITA TERKAIT: