Angka ini turun dibanding pendapatan Rp11,44 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa 15 Oktober 2024, disebutkan bahwa beban pokok pendapatan turun menjadi Rp8,29 triliun dari Rp10,32 triliun dan laba bruto turun menjadi Rp863,58 miliar dari laba bruto Rp1,11 triliun.
Beban usaha naik menjadi Rp608,14 miliar dari Rp537,36 miliar membuat laba usaha turun menjadi Rp255,43 miliar dari laba usaha Rp582,44 miliar tahun sebelumnya.
Yang menarik adalah Perseroan meraih kenaikan laba sebelum pajak menjadi Rp110,03 miliar dari laba sebelum pajak Rp100,03 miliar terutama karena naik tajamnya bagian laba ventura bersama menjadi Rp568,73 miliar dari Rp277,61 miliar.
Perseroan juga mencatat laba bersih Rp69,32 miliar. Melejit 194 persen dari episode sama tahun lalu senilai Rp23,53 miliar.
Dengan hasil itu, laba per saham dasar melonjak ke posisi Rp8,25 dari periode sama tahun lalu Rp2,80.
Jumlah ekuitas terakumulasi Rp9,31 triliun, menanjak dari akhir 2023 senilai Rp9,21 triliun. Total liabilitas Rp25,30 triliun, mengalami penyusutan secara signifikan dari akhir tahun lalu Rp31,27 triliun. Jumlah aset Rp34,61 triliun, merosot signifikan dari akhir tahun lalu Rp40,49 triliun.
BERITA TERKAIT: