Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mengatakan, sejauh ini program tersebut memberikan dampak positif.
"Mestinya sangat positif untuk keberlanjutannya. Namun tetap saja nanti kita akan di pemerintahan baru. Kita berharap ini nanti dilanjutkan," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, di Jakarta, dikutip Jumat (4/10).
Sejak diluncurkan pada April 2020 hingga saat ini, Program Kartu Prakerja telah memberikan akses skilling, reskilling, dan upskiling kepada lebih dari 18,9 juta orang penerima.
Terutama Ketika di masa pandemi Covid-19, yaitu antara 2020-2022, program tersebut menjadi bagian program Pemulihan Ekonomi Nasional.
"Setiap peserta memperoleh manfaat berupa beasiswa pelatihan sebesar Rp3,5 juta yang bisa dimanfaatkan untuk mengikuti berbagai pelatihan baik moda webinar, tatap muka, maupun pembelajaran mandiri, yang tersedia di ekosistem prakerja," terang Susiwijono.
Sampai saat ini, prakerja juga telah melakukan kegiatan bersama para alumni di berbagai daerah di Indonesia, sekaligus diundang ke dalam lebih dari 20 forum internasional untuk berbagi praktik baik.
Dampak positif prakerja juga tercermin pada hasil Riset Presisi Indonesia pada 2021, yang mana penerima perempuan prakerja mengalami peningkatan pendapatan sebesar 33 persen lebih tinggi dibanding nonpenerima perempuan.
Kesuksesan Program Kartu Prakerja, menurut Susiwijono, akhirnya menjadi program yang dicontoh di beberapa negara lain seperti Kamboja dan Thailand. Negara tetangga, Malaysia, saat ini terus mempelajari skema Kartu Prakerja.
"Beberapa capaian Kartu Prakerja menjadi menarik beberapa negara lain menerapkannya di sana. Apalagi kalau melihat capaian 18,9 juta peserta, bisa melakukan berbagai peningkatan kompetensi angkatan kerja kita," kata Susiwijono.
BERITA TERKAIT: