Dikutip dari
Reuters, Jumat (20/9), mata uang kripto paling populer, Bitcoin, menguat 4,6 persen, dan terakhir diperdagangkan pada 62.991 Dolar AS (Rp956,5 juta) pada Kamis.
"Ada lebih dari 6 triliun Dolar AS dalam dana pasar uang, yang akan segera menghasilkan 50 bps lebih sedikit," kata Matt Mena, ahli strategi penelitian kripto di 21Shares.
"Langkah ini dapat menjadi sinyal kembalinya likuiditas, yang memicu sentimen risiko dan memicu reli tajam," ujarnya.
MicroStrategy (MSTR.O), salah satu perusahaan pendukung bitcoin terbesar, naik hampir 10 persen. Bursa kripto Coinbase Global (COIN.O), melonjak 6,4 persen.
Penambang aset digital Riot Platforms (RIOT.O), Maraton Digital (MARA.O), dan CleanSpark (CLSK.O), naik masing-masing sebesar 1,6 persen, 4 persen dan 5,3 persen.
"Pemotongan itu agresif, tetapi yang lebih penting daripada dampaknya adalah apa yang diisyaratkannya. Ini bisa berarti berakhirnya kebijakan moneter yang agresif untuk beberapa waktu," kata Henry Robinson, salah satu pendiri perusahaan penambangan kripto Decimal Digital Currency.
BERITA TERKAIT: