BSI melihat Jatim sebagai salah satu wilayah potensial untuk menjadi pusat ekonomi syariah nasional.
Melalui berbagai inisiatif, termasuk program literasi dan inklusi keuangan syariah, BSI terus meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya bank syariah.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengatakan bahwa perbankan syariah telah menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa rasio keuangan, melampaui rata-rata industri.
“Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin mempercayai perbankan syariah sebagai bagian dari solusi keuangan mereka,” ujar Hery dikutip
Kantor Berita RMOLJatim, Kamis malam (19/9).
Ia menegaskan bahwa Perseroan melihat potensi besar dalam mengintegrasikan ekosistem Islam di daerah ini sebagai bagian dari strategi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi syariah.
Hal tersebut didasarkan bahwa berdasarkan data pemerintah, Jatim memiliki populasi mayoritas muslim dan keberadaan lebih dari 6 ribu pesantren serta 51 ribu masjid. Provinsi ini menjadi salah satu wilayah yang strategis dalam pengembangan ekonomi syariah.
Besarnya potensi Jawa Timur dalam pengembangan ekonomi syariah juga ditunjukkan dari data penyaluran pembiayaan syariah.
Dalam pembukaan Festival Ekonomi Syariah (FESYAR) Regional Jawa 2024, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengatakan, pangsa penyaluran pembiayaan syariah di Jatim terus mengalami peningkatan, dari 6 persen pada tahun 2019 menjadi 7,7 persen pada kuartal II 2024.
Sementara itu, penyaluran pembiayaan perbankan syariah di Jatim juga mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi, yakni tumbuh 12,4 persen secara tahunan pada Juli 2024. Penyaluran pembiayaan perbankan syariah tersebut tumbuh
double digit dibandingkan dengan pertumbuhan kredit umum sebesar 4,7 persen.
Lebih lanjut, menurut Hery, data-data tersebut menunjukkan bahwa Jawa Timur memiliki potensi besar sebagai pusat pengembangan ekonomi syariah nasional.
“Dengan dukungan masyarakat dan berbagai pihak, BSI optimis ekonomi syariah di Jawa Timur akan terus berkembang pesat," ujar Hery.
Saat ini kinerja BSI region Jawa Timur memiliki lebih dari 2,5 juta
customer based dengan nilai DPK mencapai Rp23,35 Triliun dengan penyaluran pembiayaan Rp16,8 triliun tumbuh 15,01 persen
year on year.
Selain itu, dalam rangka memperkuat ekosistem islam, saat ini BSI telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 700 pesantren di Jawa Timur, untuk mempercepat akselerasi ekonomi syariah. Salah satu inisiatif utamanya adalah digitalisasi pesantren, terutama dalam bidang keuangan, guna meningkatkan efisiensi dan kemandirian ekonomi pesantren.
BSI berkomitmen untuk mendukung pesantren dalam adopsi teknologi modern yang menyederhanakan pengelolaan keuangan. Program ini mencakup penerapan sistem pembayaran dan pelaporan keuangan yang efisien serta penyuluhan dan pelatihan untuk pengelola pesantren.
"Digitalisasi ini merupakan amanat Bapak Presiden dalam segala hal transaksi keuangan. Dengan adanya program dari BSI ini, kami berharap segala transaksi keuangan di dalam pesantren bisa menjadi lebih mudah dan terkelola dengan baik," ungkap Hery.
Tidak hanya itu, pengembangan ekosistem Islam di masjid juga menjadi fokus BSI. Digitalisasi manajemen keuangan masjid diharapkan dapat mempercepat berbagai aktivitas finansial seperti donasi (zakat, infak, sedekah, dan wakaf) serta pengembangan ekonomi sektor riil di lingkungan masjid.
Masjid sebagai pusat komunitas dinilai memiliki peran strategis dalam menyebarluaskan prinsip-prinsip ekonomi syariah. Dengan adanya solusi digital dari BSI, pengurus masjid dapat memanfaatkan sistem seperti cash management system, virtual account, dan QRIS untuk memudahkan pengelolaan keuangan dan transaksi.
"Program-program ini mendukung pengurus masjid dalam menjalankan tugas mereka dengan lebih efektif dan efisien,” tutup Hery.
BERITA TERKAIT: