Keputusan The Fed diambil sesuai dengan tujuan utama pemerintah, mencapai soft landing yang mengendalikan inflasi tanpa menyebabkan resesi.
"Ekonomi AS dalam kondisi baik," kata Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi pers setelah keputusan tersebut, seperti dikutip dari
Nikkei Asia, Kamis (19/9).
"Ekonomi tumbuh dengan kecepatan yang solid, inflasi menurun, pasar tenaga kerja dalam kecepatan yang kuat — kami ingin mempertahankannya," ujarnya.
"Pendekatan sabar kami selama setahun terakhir telah membuahkan hasil," lanjut Powell, seraya mencatat bahwa inflasi sekarang jauh lebih dekat dengan target Fed sebesar 2 persen.
Pasar saham AS menyambut baik pemangkasan yang telah lama ditunggu-tunggu itu dengan kenaikan tipis. S&P 500 naik hingga hampir 1 persen dalam perdagangan intraday. Namun, ekuitas ditutup turun pada Rabu menyusul komentar Powell.
Yen melambung dari 142,38 pada awal hari hingga mencapai 140,43 sebelum diperdagangkan kembali pada sekitar 142,25.
"Dengan Fed merasakan bahwa inflasi terkendali, pemangkasan setengah poin mungkin mengindikasikan bahwa Fed lebih khawatir tentang resesi dan kemerosotan berkelanjutan di pasar kerja daripada sebelumnya," kata Marvin Loh, ahli strategi makro global senior di State Street.
"Saya pikir itu alasan untuk lebih khawatir," katanya.
David Seif, kepala ekonom untuk pasar-pasar maju di Nomura Securities International mengatakan keputusan The Fed kemungkinan akan diterima dengan hangat di pasar-pasar berkembang di Asia, di mana bank-bank sentral kini memiliki lebih banyak ruang untuk memangkas suku bunga mereka sendiri tanpa terlalu banyak mengambil risiko pelemahan mata uang mereka sendiri.
“Pemotongan suku bunga AS pada umumnya akan menjadi hal yang baik bagi sebagian besar ekonomi pasar berkembang, termasuk ekonomi Asia,” kata Seif.
“Dan saya pikir itu akan menjadi dampak utama di sana," ujarnya.
BERITA TERKAIT: