Optimisme bahkan terlihat masih kental di kalangan investor hingga kini, terlebih sesi perdagangan di Wall Street yang kembali membukukan gerak naik signifikan pada sesi perdagangan sebelumnya. Laporan menyebutkan, pelaku pasar di Wall Street yang kembali melakukan aksi akumulasi menyusul sentimen rilis data indeks harga produsen di Amerika Serikat dan keputusan Bank Sentral Eropa, ECB.
Lebih jauh disebutkan, indeks harga produsen atau PPI untuk Agustus lalu yang sebesar 0,2 persen atau sesuai dengan ekspektasi pasar. Sementara di sisi lainnya, pihak ECB memangkas suku bunga sebesar 0,25 persen dalam keputusan terkininya. Keputusan ECB tersebut sebagai respon atas mason lesunya jalannya perekonomian yang kini ditargetkan tumbuh sebesar 0,8 persen. ECB juga menargetkan besaran inflasi mendekati 2 persen.
Rangkaian sentimen tersebut akhirnya mampu menggiring sikap pelaku pasar bertahan optimis. Indeks Wall Street akhirnya menutup sesi dengan positif setelah konsisten menginjak zona hijau di sepanjang sesi perdagangan. Indeks DJIA melonjak 0,58 persen dengan menetap di 41.096,77, sementara indeks S&P500 melesat 0,75 persen dengan berakhir di 5.595,76 dan indeks Nasdaq meloncat tajam 1,0 persen di 17.569,68.
Sentimen positif tersebut kemudian dengan mudah menjalar hingga sesi perdagangan penutupan pekan di Asia. Namun sejumlah sentimen domestik menjadi penghalang temporer hingga berbalik memerahkan Indeks. Hingga sesi perdagangan siang ini berlangsung, indeks Nikkei (Jepang) melemah 0,89 persen di 36.507,1. Pelemahan Nikkei lebih dilandasi oleh menguat tajam ya nilai tukar mata uang Yen. Sementara indeks KOSPI (Korea Selatan) turun tipis 0,08 persen di 2.570,08 dan indeks ASX200 (Australia) naik 0,3 persen di 8.099,9.
Gerak indeks yang masih bersahabat tersebut, kemudian memaksa pelaku pasar di Jakarta untuk mencoba bertahan optimis. Sebagaimana diketahui, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang telah berulangkali berhasil mencetak rekor tertingginya sepanjang sejarah dalam beberapa hari sesi perdagangan terakhir, sangat berisiko untuk mengalami koreksi teknikal.
Namun situasi optimisme yang masih bertahan di pasar global dan regional membuat potensi risiko koreksi teknikal tertunda untuk terjadi. Bahkan di sesi penutupan pekan ini yang dikenal sebagai Jumat ke 13, risiko penurunan IHSG terlihat tertepis. Hingga sesi perdagangan pagi ini berakhir, IHSG nyaris tak bergerak dengan turun sangat tipis 0,03 persen di 7.795,5. Pantauan juga memperlihatkan, gerak IHSG yang konsisten menapak zona hijau di sepanjang sesi perdagangan pagi ini, dan sempat melemah tipis dalam waktu singkat.
Ketiadaan sentimen domestik dari rilis data perekonomian terkini justru mengukuhkan sikap investor untuk bertahan optimis. Pantauan juga menunjukkan, gerak saham unggulan yang memang bervariasi hingga sesi perdagangan siang ini berlangsung. Sejumlah besar saham unggulan mengalami koreksi teknikal usai melonjak tinggi di sesi kemarin yang sekaligus sebagai cermin mulai terbatasnya aksi akumulasi yang terjadi. Namun saham unggulan seperti: BBRI, TLKM, BBNI, ASII, serta UNTR tercatat masih mampu bertahan hijau.
Situasi lebih menggembirakan terjadi di pasar uang. Setelah nilai tukar mata uang utama dunia berbalik melonjak signifikan pada Kamis malam waktu Indonesia Barat, berkat sokongan sentimen rilis data PPI dan keputusan ECB, penguatan masih berlanjut hingga siang ini di sesi perdagangan Asia. Mata uang Euro dan Poundsterling serta Dolar Australia terpantau terus melonjak hingga siang ini.
Pantauan terkini menunjukkan, Euro yang kian kembali mengintai level psikologis nya di kisaran 1,1100, sementara Poundsterling terus melampaui level psikologis nya di kisaran 1,3100. Pada Dolar Australia, mata uang negeri Kanguru itu juga terlihat kukuh melampaui level psikologis nya di kisaran 0,6700. Rangkaian penguatan tiga mata uang utama tersebut dengan mudah menjadi bekal bagi mata uang Asia untuk menutup pekan dengan positif.
Lonjakan pada mata uang utama dunia juga dengan mudah turut mengangkat Rupiah yang pada sesi perdagangan kemarin melemah terbatas. Rupiah akhirnya menemukan momentum teknikalnya untuk berbalik menguat dalam menutup pekan ini. Hingga ulasan ini disunting, Rupiah tercatat diperdagangkan di kisaran Rp15.394 per Dolar AS atau menguat 0,2 persen. Gerak balik penguatan Rupiah kali ini sekaligus kembali kian mengukuhkan tren penguatan yang telah berlangsung sekitar sebulan terakhir.
Pantauan juga memperlihatkan, gerak nilai tukar mata uang Asia yang masih cenderung seiring dengan menginjak zona penguatan dalam rentang bervariasi. Sementara mata uang Baht Thailand, Peso Filipina, serta Ringgit Malaysia terpantau menguat dalam kisaran yang identik, 0,4 persen. Pelaku pasar di Asia masih sulit untuk beralih atau pun melawan optimisme yang masih bertahan. Sesi perdagangan Jumat ke 13, dengan demikian justru berhasil dijalani dengan gembira oleh pelaku pasar, baik di bursa saham maupun pasar uang.
BERITA TERKAIT: