Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, hal itu menandakan perekonomian masyarakat Indonesia mengalami peningkatan.
"Peningkatan itu seiring dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk rakyatnya," jelas Suahasil saat berbicara dalam Seminar Enam Dekade Lembaga Demografi FEB UI, Jumat petang (30/8).
"(Angka) rentan miskin dan miskin kalau dibandingkan antara tahun 2014 dan 2024, itu turun dari 38,12 persen pada 2014 menjadi 33,26 persen pada 2024," terangnya.
Ia juga memaparkan perkembangan ekonomi masyarakat dari 'menuju kelas menengah' ke tingkat 'kelas menengah' juga meningkat. Dari yang awalnya 61,45 persen pada 2014, menjadi 66,35 persen pada tahun 2024.
"Kalau dijumlahkan orangnya ya, dari 'menuju kelas menengah' dan 'kelas menengah' di tahun 2024 itu sekarang tidak kurang dari 185 juta orang," jelasnya.
Suahasil memaparkan, tingkat perekonomian mereka meningkat dengan asumsi pendapatan dalam satu keluarga mencapai Rp 7 juta - Rp 8 juta per bulan. Adapun dalam satu keluarga maksimal jumlah jiwanya terdapat empat orang, yang terdiri dari satu kepala rumah tangga, ibu rumah tangga dan dua anak.
Suahasil menegaskan, keluar dari kemiskinan itu adalah progres yang memang diinginkan. Kelompok yang 'menuju kelas menengah' maupun yang ada di 'kelas menengah' adalah yang luar biasa pentingnya untuk perekonomian di Indonesia.
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk tergolong kelas menengah pada tahun 2024 mencapai 47,85 juta jiwa. Angka ini setara dengan 17,13 persen proporsi masyarakat di Tanah Air.
Jumlah masyarakat kelas menengah itu tercatat turun dari tahun 2023 yang mencapai 48,27 juta jiwa. Angka ini setara dengan 17,44 persen masyarakat.
Seiring dengan berkurangnya jumlah kelas menengah, jumlah masyarakat tergolong menuju kelas menengah tercatat meningkat. Pada 2024, BPS mencatat, jumlah masyarakat tergolong menuju kelas menengah mencapai 137,50 juta jiwa.
Masyarakat golongan ini mendominasi populasi nasional, dengan persentase mencapai 49,22 persen total penduduk.
Seminar Enam Dekade Lembaga Demografi FEB UI bertajuk "Generasi Silver Aktif dan Sejahtera pada Indonesia Emas 2045" diselenggarakan untuk memperingati enam dekade berdirinya Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI).
Seminar ini bertujuan untuk mengeksplorasi isu-isu terkini terkait generasi silver (lansia) dan berbagai tantangan yang dihadapi menuju Indonesia Emas 2045.
Suahasil menekankan pentingnya mendukung pertumbuhan usia produktif dengan kebijakan pemerintah yang komprehensif, mulai dari fase prenatal hingga usia lanjut.
Keberhasilan dan upaya di masa produktif sangat mempengaruhi kualitas hidup di usia senja.
Beliau juga menyoroti bahwa investasi di bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial yang adaptif, serta reformasi sistem pensiun memiliki peran krusial dalam mewujudkan silver demographic dividend yang berkelanjutan.
BERITA TERKAIT: