Layanan ini biasanya menyasar keluarga untuk berbagai kebutuhan seperti modal usaha, biaya sekolah anak, atau biaya berobat, terutama bagi mereka yang terdesak oleh tekanan ekonomi.
Bank emok menawarkan pinjaman dengan syarat mudah dan pencairan cepat, namun seringkali tanpa mempertimbangkan bunga yang tinggi.
Hal ini membuat banyak keluarga terjerat dalam praktek rentenir yang sulit dilepaskan, menyebabkan masalah keuangan yang merembet ke berbagai aspek kehidupan keluarga.
Indriana, seorang nasabah PNM Mekaar dari Depok, mengingatkan para ibu yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga untuk menghindari bank emok.
"Ibu-ibu harus pintar dalam mengelola usaha dan mendapatkan modal. Saya pilih PNM Mekaar," ujar pemilik usaha gorengan ini dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (7/8).
Indriana menjelaskan bahwa dengan menjadi nasabah PNM Mekaar, dia mendapatkan modal kerja, pelatihan usaha, serta pasar melalui Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM).
"Mekaar memberikan modal finansial, intelektual, dan sosial. Pokoknya jauhi bank emok dan gabung PNM Mekaar. Sudah banyak keuntungan yang saya dapat dari Mekaar," tambahnya.
Selly, warga Depok lainnya yang juga nasabah Mekaar, membenarkan pernyataan Indriana.
"Saya punya usaha salon dan parfum. Sejak awal menjadi nasabah Mekaar, saya sangat terbantu karena PNM Mekaar juga memberikan pelatihan untuk mengembangkan usaha ini. Saya tidak pernah mau ditawari bank emok walaupun mudah cair, karena bunganya tinggi dan dihitung harian, yang menyulitkan usaha berkembang," ungkap Selly.
Menurut Selly, menjadi nasabah PNM Mekaar memberikan banyak manfaat, seperti mengembangkan usaha, menyekolahkan anak, mencukupi kebutuhan keluarga, serta melaksanakan kegiatan sosial dan aksi solidaritas di lingkungannya.
"Jangan terjebak bank emok. Kalau saya, emoh bank emok, lebih baik ikutan PNM Mekaar yang sudah terbukti meningkatkan kemajuan usaha saya dan membuat keluarga semakin sejahtera," tutup Selly.
BERITA TERKAIT: