Seperti dikutip dari
Reuters, Selasa (16/7), saham Trump Media & Technology Group dengan kode DJT di Bursa Nasdaq itu ditutup di level 40,58 Dolar AS per saham atau naik 30 persen dari perdagangan sebelumnya.
Bahkan, pada sesi intraday, saham tersebut juga sempat melesat hampir 50 persen ke 46,27 Dolar AS, sebelum turun.
Naiknya saham itu terjadi setelah Presiden ke-45 AS ditembak saat berpidato di Pennsylvania oleh seorang pemuda berusia 20 tahun, Thomas Matthew Crooks.
Peristiwa itu memicu spekulasi bahwa peluang Trump untuk terpilih kembali sebagai presiden AS semakin lebar.
Analis pasar berpendapat bahwa para investor tampaknya mulai percaya dengan kemenangan Trump pada pemilu yang akan digelar November 2024 mendatang.
"Investor menjadi lebih percaya diri dengan potensi kemenangan Trump, dan itu mulai terlihat di beberapa sektor (saham) tertentu yang terkait (Trump)," kata Partner Cherry Lane Investment, Rick Meckler.
Trump Media merupakan perusahaan yang dibentuk Trump setelah diblokir di media sosial usai kejadian Capitol pada 6 Januari 2021 lalu. Perusahaan tersebut memiliki aplikasi media sosial serupa X, Truth Social.
Namun, saham tersebut juga sempat tertekan di tengah isu bahwa Trump terlibat dalam isu-isu kriminal.
Meski demikian, pada kuartal I-2024, Trump Media tercatat meraih pendapatan sebesar 770 ribu Dolar AS (Rp12 miliar) dan rugi 328 juta Dolar AS (Rp5,3 triliun). Perusahaan yang mayoritas sahamnya dikuasai mantan presiden AS itu memiliki nilai kapitalisasi pasar 4,6 miliar Dolar AS (Rp74 triliun).
BERITA TERKAIT: