Mengusung tema "Teknologi Baterai Masa Depan dari Hulu ke Hilir untuk Mempercepat Transisi Energi Bersih", acara ini diharapkan menjadi platform kolaborasi bagi para pemangku kepentingan dalam ekosistem baterai, kendaraan listrik, dan energi terbarukan untuk mendorong transisi energi di Indonesia.
“Baterai mungkin terlihat kecil, tetapi perannya sangat besar," kata Founder National Battery Research Institute Evvy Kartini selaku penyelenggara IBS 2024 dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (10/7).
Menurut Evvy, tidak ada transisi energi tanpa baterai. Dua investasi paling penting dalam transisi energi adalah energi terbarukan dan sistem penyimpanan energi baterai.
Evvy menjelaskan IBS 2024 tidak hanya akan fokus pada teknologi, tetapi juga pada aspek industri baterai. Para peserta akan membahas bagaimana mereka dapat bekerja sama untuk menciptakan peluang bisnis dan aliansi strategis.
IBS 2024 diperkirakan akan dihadiri oleh lebih dari 350 peserta dari 20 negara. Lebih dari 50 pembicara dari 15 negara akan berbagi keahlian dan pengalaman mereka, termasuk Chairman of Future Battery Industry Australia, perwakilan dari LG, dan produsen mobil listrik dari Vietnam Vinfast.
Acara ini juga bakal menghadirkan 11 sesi diskusi yang membahas berbagai topik penting terkait industri baterai, seperti pemetaan potensi sumber daya Indonesia dalam rantai pasokan baterai global, kemajuan standardisasi dan keamanan baterai untuk kendaraan listrik dan penyimpanan energi yang aman, serta meningkatkan nilai rantai nikel Indonesia melalui industri baterai.
Acara ini turut meresmikan fasilitas pengujian baterai terlengkap di Indonesia kolaborasi antara PT Carsurin Tbk dan National Battery Research Institute (NBRI).
Ada juga penandatanganan MoU kerja sama antara NBRI dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) dan NBRI dengan Daya Dimensi Indonesia (Dayalima), guna mendorong iklim inovasi & investasi serta peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya pada industri baterai.
BERITA TERKAIT: