Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, pabrik tersebut akan menghasilkan 60 ton emas murni dan 400 ribu ton katoda tembaga.
Saat ini, pabrik tersebut merupakan milik PT Freeport Indonesia (PTFI), yang 51 persen sahamnya telah dikuasai Indonesia melalui Holding BUMN Pertambangan, MIND ID. Saat ini, pabrik tersebut dalam tahap uji coba (commissioning) di Wilayah Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.
"Mulai 1 Juli ke depan, pabrik Freeport akan mengolah konsentrat tembaga dari Timika di Gresik. Dalam satu tahun, pabrik ini akan menghasilkan 60 ton emas murni, 400 ribu ton katoda tembaga, dan berbagai produk turunan lainnya," kata Bahlil dalam kuliah umum yang digelar di Universitas Islam As Syafi'iyah, Bekasi, beberapa waktu lalu, dikutip Selasa (18/6).
Nilai investasi mencapai 3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 48 triliun. Bahlil memperkirakan pabrik tersebut mulai beroperasi pada awal Juli tahun ini.
Nantinya, tak hanya di Gresik, Jawa Timur, Freeport Indonesia juga diminta untuk membangun smelter di Timika, Papua, dekat dengan lokasi tambang Freeport di Tembagapura.
Permintaan pembangunan smelter baru di Timika itu seiring dengan rencana pemerintah yang akan menambah jumlah saham di PTFI yang saat ini 51 persen, naik menjadi 61 persen pada tahun 2041 mendatang, seperti dikutip dari CNBC.
Bahlil menilai, pembangunan smelter dan proses divestasi saham Freeport merupakan bagian dari program hilirisasi pemerintah, yang merupakan salah satu strategi investasi yang dilakukan oleh negara untuk menciptakan lapangan pekerjaan di masa mendatang.
BERITA TERKAIT: