Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Komisi Eropa Kenakan Tarif Sementara Mobil Listrik Tiongkok, Banyak yang Protes

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jonris-purba-1'>JONRIS PURBA</a>
LAPORAN: JONRIS PURBA
  • Senin, 17 Juni 2024, 01:11 WIB
Komisi Eropa Kenakan Tarif Sementara Mobil Listrik Tiongkok, Banyak yang Protes
Ilustrasi mobil listrik Tiongkok.
rmol news logo Komisi Eropa berencana mengenakan tarif sementara pada impor kendaraan listrik baterai (EV) dari Tiongkok mulai tanggal 4 Juli. Pihak Eropa mengabaikan fakta dan peraturan WTO, serta mengabaikan seruan dan keputusasaan dari pemerintah dan industri di banyak negara anggota Uni Eropa, dan tetap melakukan tindakan proteksionis perdagangan.

Tindakan tersebut tidak hanya melanggar hak dan kepentingan sah industri kendaraan listrik Tiongkok, tetapi juga mendatangkan malapetaka pada rantai pasokan otomotif global, termasuk di dalam UE.

Menurut Komisi Eropa tingkat bea sementara yang akan dikenakan pada impor kendaraan listrik baterai dari Tiongkok, yang berkisar antara 17,4 persen hingga 38,1 persen.

Banyak pemimpin politik dan bisnis Eropa menolak keras rencana tersebut. CEO BMW Oliver Zipse menyebut rencana itu sebagai “cara yang salah,” dan mengatakan bahwa penerapan tarif semacam itu merugikan perkembangan produsen mobil Eropa, serta kepentingan Eropa itu sendiri.

Mantan Komisaris Transportasi UE, Violeta Bulc, mengatakan kepada Xinhua bahwa daripada menerapkan hambatan perdagangan, lebih baik mengadopsi pendekatan kooperatif, sehingga konsumen Eropa dapat memperoleh manfaat dari peningkatan berkelanjutan teknologi kendaraan listrik Tiongkok.

Analis politik Kroasia Kresimir Macan mengatakan kepada Xinhua bahwa, dari perspektif jangka panjang, tindakan Komisi tersebut akan berdampak negatif terhadap perkembangan lebih lanjut industri otomotif Eropa.

Kamar Dagang Tiongkok ke UE menyatakan bahwa tindakan Komisi Eropa tidak hanya akan merugikan hak dan kepentingan sah produsen mobil Tiongkok dan Eropa serta perusahaan rantai pasokan terkait, dan mendistorsi lingkungan persaingan yang sehat bagi perusahaan kendaraan listrik Tiongkok di pasar Eropa, tetapi juga berdampak negatif terhadap perekonomian bilateral dan pertukaran perdagangan bilateral di bidang otomotif dan sektor terkait.

Dampak limpahan ini akan menantang hubungan ekonomi dan perdagangan Tiongkok-Uni Eropa, serta hubungan bilateral, tambah kamar tersebut.

Juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan bahwa pihak Eropa mengabaikan fakta dan aturan WTO, mengabaikan penolakan keras Tiongkok yang berulang kali, mengabaikan seruan dan keputusasaan dari pemerintah dan industri di banyak negara anggota UE, dan tetap melakukan tindakan proteksionisme perdagangannya.

Tiongkok telah menyatakan keprihatinan besar dan ketidakpuasan yang kuat dan sektor industri Tiongkok sangat kecewa dan dengan tegas menentang tindakan tersebut.

Juru bicara tersebut mendesak UE untuk segera memperbaiki kesalahan tersebut, dengan sungguh-sungguh menerapkan konsensus penting yang dicapai dalam pertemuan trilateral baru-baru ini antara para pemimpin Tiongkok, Prancis, dan UE, serta menyelesaikan perselisihan ekonomi dan perdagangan dengan baik melalui dialog dan konsultasi.

Tiongkok akan memantau dengan cermat tindakan selanjutnya dari UE, dan akan dengan tegas mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk secara tegas membela hak dan kepentingan sah perusahaan Tiongkok, tambah juru bicara tersebut. rmol news logo article

EDITOR: JONRIS PURBA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA