Revitalisasi Balai K3 harus terus dilakukan hingga upaya masifikasi, perluasan kapasitas dan jangkauan pengujian K3 benar-benar bisa mendukung upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta terwujudnya tenaga kerja yang sehat, selamat, dan produktif.
"Kami terus revitalisasi, tak hanya Balai K3 Samarinda, tapi juga lainnya," kata Menaker, saat Brainstorming Program Pelayanan Balai K3 Samarinda dan Strategi Pengendalian Bahaya di Tempat Kerja, dikutip dari Biro Humas Kemnaker, Selasa (19/3).
Ida juga mengatakan, revitalisasi Balai K3 menyasar kemampuan sumber daya manusia, sarana dan prasarana pengujian, juga fasilitas gedung dan bangunan, sehingga kemampuan masifikasi dan perluasan jangkauan pengujian K3 bisa dilakukan sebaik-baiknya.
Dia juga mendorong Balai K3 membangun kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan di tingkat nasional maupun daerah. "Kolaborasi mutlak dilakukan Balai K3 Samarinda dan lainnya di Indonesia," ucapnya.
Ida juga mendorong agar program kerja Balai K3 diarahkan untuk pembinaan personel K3, berupa pelatihan dan uji kompetensi, berkolaborasi dengan berbagai lembaga sertifikasi profesi, perusahaan jasa K3, rumah sakit, perguruan tinggi, dan kementerian atau lembaga.
"Sebab itu diperlukan kerjasama dengan stakeholder K3, sekaligus mengatasi keterbatasan SDM yang belum memadai bila dibandingkan rasio kebutuhan layanan dan jangkauan wilayah kerja, yang dapat berdampak pada terhambatnya pelayanan," ucapnya.
BERITA TERKAIT: