Kebijakan ini diterapkan perusahaan yang berbasis di Inggris itu sejak 1 Maret, yang menyebabkan penutupan operasional toko-tokonya, termasuk platform toko online, akibat tekanan inflasi yang meningkat.
"Inflasi yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir telah merugikan toko-toko seperti The Body Shop yang sebagian besar beroperasi di luar mal dan ditujukan untuk kelas menengah," kata perusahaan tersebut, dikutip Selasa (12/3).
Tidak hanya menutup tokonya, sebanyak 33 toko dari 105 The Body Shop yang ada di Kanada dikabarkan telah dijual oleh perusahaan tersebut.
The Body Shop, didirikan pada tahun 1976 di Inggris oleh aktivis lingkungan dan hak asasi manusia, Anita Roddick, yang dikenal dengan produk kosmetiknya dengan klaim kealamian dan ramah lingkungan.
The Body Shop juga membanggakan diri sebagai perusahaan pionir yang melarang uji coba produk kosmetik terhadap hewan. Pada tahun 2019, perusahaan itu pun telah memperoleh sertifikasi B Corp, atau memenuhi standar transparansi dan kesadaran lingkungan yang tinggi.
Pada 2023, perusahaan kosmetik itu masih terus berkembang dengan adanya 2.500 toko ritel di lebih dari 80 negara dan memasarkan produknya di lebih dari 60 pasar digital,
Namun akibat krisis ekonomi yang muncul perusahaan itu diambilalih oleh Natura & Co dari Brasil kepada perusahaan manajemen aset Aurelius dengan nilai 266 juta dolar (Rp4,1 triliun).
Penjualan ini terjadi setelah laporan keuangan perusahaan mencatat adanya penurunan bisnis sebesar 13,5 persen secara tahunan pada tahun 2022.
BERITA TERKAIT: