Angka tersebut meningkat sebesar 21 persen dibandingkan perolehan laba bersih pada 2022 yaitu sebesar Rp1,605 triliun.
Direktur Utama ADMF, I Dewa Susila menyampaikan, kenaikan tersebut cukup membanggakan.
Ia juga menyampaikan bahwa total pendapatan sepanjang tahun 2023 mencapai Rp9,507 triliun. Hasil itu tumbuh 13,9 persen dibanding tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp9,507 triliun. Penopangnya, pembiayaan konsumen tumbuh 12,4 persen secara tahunan menjadi Rp6,041 triliun.
Untuk pendapatan lain-lain tumbuh 7,7 persen menjadi Rp1,835 triliun.
Walau total beban membengkak 11,6 persen secara tahunan menjadi Rp7,035 triliun pada tahun 2023. Tapi laba sebelum beban pajak penghasilan tetap meningkat 21,2 persen secara tahunan menjadi Rp2,472 triliun.
Dalam laporan keuangan yang dikutip Rabu (14/2), disebutkan, piutang pembiayaan konsumen tumbuh 20,2 persen secara tahunan menjadi Rp20,675 triliun pada akhir tahun 2023.
Adapun piutang murabahah naik 36,8 persen secara tahunan menjadi Rp5,519 triliun.
Bahkan piutang sewa pembiayaan melonjak 57,2 persen secara tahunan menjadi Rp1,444 triliun.
Pada sisi lain, jumlah kewajiban naik 33,8 persen secara tahunan menjadi Rp19,895 triliun pada tahun 2023.
BERITA TERKAIT: