Berdasarkan data resmi, produk domestik bruto (PDB) negara tetangga RI itu tercatat hanya tumbuh sekitar 1,5 persen yoy, lebih rendah di bawah ekspektasi para ekonomi sebesar 2,4 persen.
"Belanja publik, persediaan dan ekspor barang melambat meskipun konsumsi swasta dan pariwisata menguat," kata Ekonom Bank DBS Chua Han Teng, yang dikutip Rabu (22/11).
Menurut analis di Bank of America Global Research, meskipun konsumsi swasta dan pariwisata menguat, namun dalam produksi yang menurun telah memperlihatkan melemahnya perekonomian Bangkok.
"Lemahnya PDB sisi produksi selama beberapa kuartal berturut-turut menandakan ekonomi Thailand lebih lemah dari yang ditunjukkan sentimen pasar, meskipun ada pertumbuhan konsumsi yang kuat," kata analis di Bank of America Global Research.
Bank of Thailand (BOT) sebelumnya diketahui telah menaikkan suku bunga utamanya untuk delapan kali berturut-turut pada pertemuan kebijakan September. Namun, Bank Sentral itu mengatakan pertumbuhan ekonomi dan tekanan inflasi akan kembali meningkat tahun depan.
Di samping itu, mata uang Bath dikabarkan juga telah merosot 1,3 persen terhadap dolar sepanjang tahun ini dan sedang menuju penurunan tahunan keempat.
BERITA TERKAIT: