Hal itu terungkap selama pertemuan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Presiden China Xi Jinping di Beijing, Senin (6/11) waktu setempat.
Albanese melakukan kunjungan pertama pemimpin Australia ke China dalam tujuh tahun terakhir sebagai tanda betapa buruknya hubungan keduanya dan bagaimana hubungan mereka mulai stabil.
China, pasar utama bagi Australia, telah mencabut beberapa pembatasan perdagangan terhadap produk Australia sejak pertemuan pertama Albanese dengan Xi di Bali, Indonesia, pada November 2022.
“Kemajuan yang telah kami capai dalam memajukan hubungan kami selama ini tidak diragukan lagi sangat positif,” kata Albanese dalam pidato pembukaannya kepada Xi di hadapan media, seperti dimuat
9News. “Perdagangan mengalir lebih bebas demi keuntungan kedua negara," ujarnya.
Sementara itu, Xi mengatakan bahwa kedua belah pihak telah melanjutkan pertukaran pandangan dan menyelesaikan beberapa masalah.
“Hubungan China-Australia telah berada pada jalur perbaikan dan perkembangan yang benar,” kata Xi.
"Saya berbesar hati melihatnya," lanjutnya.
Hubungan kedua negara memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatnya kecurigaan akan campur tangan China dalam politik Australia. Sebaliknya, China juga marah atas seruan Australia untuk menyelidiki asal usul virus Covid-19.
Sejak saat itu, China mengenakan tarif dan hambatan perdagangan tidak resmi yang diperkirakan merugikan eksportir Australia hingga 20 miliar dolar Australia per tahun untuk produk-produk seperti batu bara, anggur, daging sapi, jelai, dan lobster.
Hambatan-hambatan tersebut telah dikurangi secara signifikan dan kini menelan biaya sekitar 2 miliar dolar Australia.
BERITA TERKAIT: