Lemahnya nilai tukar rupiah kemarin berbarengan dengan pendaftaran pasangan capres-cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal ini pun memunculkan spekulasi bahwa sentimen pasar ke Pemilu Indonesia cukup signifikan.
Menanggapi hal ini, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, melihat pelemahan rupiah lebih disebabkan faktor eksternal.
"Banyak investor merasa imbal hasil surat utang di Indonesia makin sempit gapnya dengan surat utang AS. Konflik geopolitik di Timur Tengah juga mempengaruhi sentimen rupiah," kata Bhima saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (20/10).
Bhima melanjutkan, pendaftaran capres-cawapres ke KPU membuat banyak pelaku pasar masih menimbang dulu arah dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab hingga hari ini, Prabowo Subianto belum juga mendaftar sebagai peserta pemilu.
"Sampai formasi Capres-cawapres belum lengkap maka spekulasi masih tinggi. Baru ketika ketiga calon mendaftar dan menyetorkan visi misi, pelaku pasar keuangan akan lakukan perhitungan terkait arah kebijakan ekonomi. Jadi so far efek capresnya belum terasa ke rupiah," pungkas Bhima.
BERITA TERKAIT: