Tahun ini, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama Mandalika Grand Prix Association dan Dorna kembali memberikan ruang bagi para pemilik usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) untuk berburu cuan selama pergelaran acara.
Sebanyak 50 UMKM binaan Pertamina ikut diboyong ke ajang balap motor internasional yang berlangsung 13-15 Oktober tersebut.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengatakan, berkaca pada pengalaman tahun lalu, pada tahun ini 90 persen UMKM adalah sektor makanan dan minuman. Untuk itu, dari jumlah keseluruhan, sebanyak 42 UMKM tersebut adalah produk makanan dan minuman.
Dijelaskan bahwa beberapa makanan yang dijual merupakan khas Pulau Lombok, seperti ayam taliwang, sate, nasi balap, juga disiapkan kue-kue dan camilan siap saji.
Sementara untuk produk kerajinan, diantaranya aneka tenun, kerajinan anyaman bambu, mutiara, sablon kaos oleh-oleh Lombok, juga Batik Sasambo.
“Lokasi booth UMKM makanan ini mudah diakses penonton, karena letaknya berdekatan dengan terowongan yang dilalui penonton sebelum masuk ke sirkuit juga berdekatan dengan arena pameran produk-produk otomotif,” kata Fadjar, seperti dimuat situs BUMN.
Pada ajang serupa tahun lalu, sebanyak 50 UMKM mencapai transaksi fantastis, dengan pendapatan hampir 500 juta rupiah selama dua hari kegiatan berlangsung.
“Diharapkan tahun ini, akan ada peningkatan sehingga ajang internasional yang ada di Lombok ini dapat membawa dampak positif bagi masyarakat. Namun yang terpenting adalah keberlanjutan usaha pelaku UMKM ini setelah event Pertamina Grand Prix of Indonesia 2023 berakhir,” kata Fadjar.
BERITA TERKAIT: