Mengutip data
Bitcoin Monthly returns pada Kamis (28/9), ada kemungkinan bahwa pergerakan harga Bitcoin bulan ini akan ditutup di atas level 1 persen jauh dari angka minus seperti Agustus lalu.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, dalam keterangan persnya mengaku cukup optimis dengan perkembangan Bitcoin bulan depan.
Menurut penuturan Fyqieh, saat ini Bitcoin sedang memasuki periode musiman yang positif. Selama tiga tahun berturut-turut, Oktober menjadi bulan dimana kinerja terbaik Bitcoin terjadi.
"Selama tiga tahun terakhir, Oktober secara konsisten muncul sebagai bulan dengan kinerja terbaik bagi BTC, dengan musim positif ini sering kali meluas hingga kuartal pertama tahun berikutnya," ungkapnya.
Meski begitu, Fyqieh mengatakan bahwa pasar kripto selalu penuh dengan ketidakpastian dan volatilitas.
Salah satunya adalah peningkatan suku bunga The Fed yang melampaui 5 persen telah membuat elemen ketidakpastian terhadap Bitcoin muncul.
"Menimbulkan pertanyaan tentang apakah siklus musiman tradisional Bitcoin akan bertahan atau apakah kripto ini akan menunjukkan arah yang berbeda," ujarnya.
Selain suku bunga, kata Fyqieh, keputusan regulator AS mengenai aplikasi BlackRock dan gergasi keuangan lainnya yang mengajukan peluncuran ETF (Exchange-Traded Fund) Bitcoin spot juga akan mempengaruhi harga Bitcoin pada bulan Oktober.
"Jika ETF Bitcoin spot disetujui, ini dapat membuka pintu bagi investor institusional yang lebih besar untuk masuk ke pasar kripto. Namun, jika keputusan ditunda atau ditolak, hal ini bisa menyebabkan ketidakpastian tambahan di pasar,” paparnya.
Data historis lainnya menunjukkan, bahwa bulan Oktober secara umum memberikan sinyal bullish untuk Bitcoin.
Optimisme akan kebangkitan Bitcoin seperti yang terjadi pada Oktober 2019 silam dengan potensi kenaikan 10 persen.
Jika harga BTC mampu naik tinggi seperti itu, maka dapat mendorong Bitcoin kembali ke level 29.200 dolar AS atau sekitar Rp 453 juta.
Kendati demikian, dalam seminggu terakhir Bitcoin terus menunjukkan tren penurunan. Sebab, volatilitas harga hanya bergerak di antara 26.000-26.500 dolar AS (Rp 404-412 juta).
BERITA TERKAIT: