Smelter Bahan Baku Baterai Mobil Listrik Mulai Dibangun di Kotabaru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Kamis, 30 September 2021, 16:41 WIB
Smelter Bahan Baku Baterai Mobil Listrik Mulai Dibangun di Kotabaru
Peletakan batu pertama pembangunan smelter bahan baku baterai mobil listrik di Kotabaru, Kalimantan Selatan/Ist
rmol news logo Peletakan batu pertama proyek smelter rotary kiln electric furnace (RKEF) dilakukandi Kotabaru, Kalimantan Selatan, Rabu (29/9).

Pembangunan smelter ini dilakukan oleh Hongkong Excellen dan bekerja sama dengan PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO). Hongkong Excellen merupakan perusahaan patungan antara CATL produsen baterai mobil listrik dengan Putailai, produsen katoda baterai lithium dunia.

"Kedua perusahaan ini memiliki keunggulan masing-masing, kami bekerja sama untuk mencari pasokan sumber daya logam bahan baku baterai mobil listrik," kata Presiden Direktur PT Excellen SILO Ferroaloy, Huang Shanfu, Kamis (30/9).

Adapun investasi yang ditanamkan dalam proyek tersebut nilainya mencapai 65 juta dolar AS. Proyek ini ditargetkan akan mulai produksi pada Mei 2022 mendatang.

"Pada tahap pertama, smelter ini akan memproduksi sekitar 80 ribu ton ferronickel per tahun dan akan secara langsung menyerap 350 lebih karyawan dari penduduk lokal," tambah Huang Shanfu.

Proyek tahap kedua adalah smelter leaching yang memproduksi bahan baku baterai mobil listrik dengan nilai total investasi sebesar 220 juta dolar AS. Pembangunannya direncanakan dimulai awal tahun 2022, dan commissioning produksi pada Juli 2023.

Sementara itu, Presiden Direktur PT SILO, Effendy Tios menambahkan, industri membedayakan cadangan mineral dari Pulau Sebuku ini memiliki potensi sangat besar.

"Selama kita menjalankan dengan baik, apalagi dengan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan seperti smelter ini, maka cadangan mineral ini tidak akan habis sampai 50 tahun ke depan," ujar Effendy Tios.

Di sisi lain, GM PLN Area Kalselteng, Tonny Bellamy mengatakan, suplai jaringan PLN se-Kalimantan sudah terkoneksi dengan baik. Bahkan PLN masih memiliki over produksi sekitar 560 Megawatt yang belum terserap pasar.

Berdasarkan instruksi Kementerian ESDM serta Kemenko Maritim dan Investasi, PLN berkomitmen untuk menyuplai listrik ke Pulau Sebuku sebagai percepatan investasi dan produk unggulan, serta program peremajaan dan distribusi listrik ke desa-desa.

"Dan seperti diketahui, PT SILO grup merupakan pelanggan tegangan tinggi pertama di Kalimantan Selatan yang dengan itu maka harus dibangun gardu induk," tegasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA