Direktur Retail PT Sarinah Lies Permana Lestari mengatakan, strategi untuk menjaring pasar disesuaikan dengan segmentasi. Meski ritelnya dikenal vintage atau bernuansa antik, tapi tetap membidik generasi milenial.
"Dari sejak awal kita sudah edit produk dan tampilan disÂplay agar diterima oleh selera milenial. Kita terus melakukan pembenahan-pembenahan yang disesuaikan dengan market mileÂnial atau seleranya milenial," ujarnya kepada
Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Dari letak lokasi ritelnya meÂmang tergolong sangat strategis dan potensial untuk berbisnis karena berada di pusat Kota. Di dalamnya ramai anak muda yang berlalu-lalang hingga yang asik nongkrong di berbagai tempat makan.
Menurut Lies, ritel masa kini mesti memiliki strategi yang diseÂsuaikan kondisi zaman. Apalagi generasi muda sudah mempunyai kemampuan belanja.
"Kita mendesain agar terus disukain oleh anak zaman now. Jadi kita buat kekinian seperti kenyamanan untuk nongkrong hingga berbelanja dan lain seÂbagainya," katanya.
Dia membocorkan salah satu strategi yang dilakukan ritelnya. Antara lain, mengundang koÂmunitas anak muda hadir untuk mengisi program tertentu.
"Kami ajak tokoh milenial dalam program menarik. Kami juga melibatkan endorser dari para komunitas Vespa, komunitas sepeda, hingga golf," jelas Lies.
Bahkan, untuk menarik kalangan milenial, kata dia, pihaknya mengÂgelar program Spirit Go Green dengan melakukan penanaman pohon di halaman Sarinah DeparteÂmen Store Thamrin, Jakarta. Selain untuk mengajak mereka belanja di Sarinah, juga untuk mengajak mereka peduli lingkungan.
Cara ini juga dipercaya bisa mempromosikan Sarinah sekaÂligus menarik pelanggan baru. Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk menÂdukung para generasi milenials Indonesia meningkatkan kesaÂdaran dan peran aktifnya melalui kegiatan ramah lingkungan.
Ketua Umum Himpunan PeÂnyewa Pusat Perbelanjaan InÂdonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah meyakini, tahun deÂpan kontribusi anak muda cukup besar. Sekarang saja area belanja sudah banyak didatangi generasi milenial.
"Sehingga peritel harus melakuÂkan penyesuaian dalam strategi bisnisnya," ujar Budihardjo.
Pihaknya terus mengikuti tren tersebut. Semua lingkup bisnis, mulai dari pelaku usaha makanan dan minuman hingga fesyen itu kata dia sudah mati-matian untuk dapat menjaring generasi milenial.
Budi, bilang banyak peritel saat ini sudah mengubah temÂplate iklannya, dan lebih memilih untuk mengedepankan generasi milenial sebagai pemeran iklanÂnya. Daya beli bisa ditingkatkan dari inovasi para peritel. Peritel saat ini juga sudah banyak memÂperbesar porsi produk khusus untuk generasi milenial.
"Banyak porsi produk untuk kaum muda, tapi tetap sesuai peritelÂnya masing-masing. Yang jelas, itu sudah semakin besar," ujarnya.
Selain itu, peritel termasuk Sarinah juga semakin banyak berkolaborasi dengan marketplace untuk memasarkan produknya.
Tumbuh 10 Persen Ketua Umum Asosiasi PenguÂsaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mande mengatakan, industri ritel pada tahun ini diramal akan tumbuh 10 persen dibandingkan tahun lalu. Padahal, industri ritel sudah under perform selama tiga tahun terakhir.
"Pada tahun lalu kita anjlok lagi. Namun tahun 2018 ini, khususnya sesudah Lebaran harusnya lebih baik. Kebijakan THR (Tunjangan Hari Raya) untuk pensiunan dan gaji ke-13 cukup berpengaruh. Kita prediksi 2018 bisa ditutup dengan double digit untuk pertama kalinya, 10 persen," ungkap Roy.
Pihaknya juga optimis menyamÂbut tahun politik di 2019 karena pemerintah menganggarkan total belanja sejak Semester II-2018 hingga Semester I-2019 mencapai Rp 300 triliun. Dana desa yang diÂanggarkan sebesar Rp 73 triliun di tahun depan, juga akan membantu ritel karena bisa mendorong konÂsumsi masyarakat. ***
BERITA TERKAIT: