Padahal, pasca pemerintah mengumumkan kenaikan harga pertamax cs dan premium pada Rabu (10/10) rupiah menguat menjadi Rp 15.200. Namun, rupiah kembali melemah pasca pemerintah membatalkan kenaiÂkan harga premium.
Selain rupiah, efek pembataÂlan kenaikan BBM juga berÂdampak pada Indeks Harga SaÂham Gabung (IHSG). Sepanjang hari kemarin IHSG bergerak negatif. Bahkan, IHSG ditutup turun 117,846 poin atau 2,02 persen ke level 5.702,822.
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, akan melakukan rapat koordinasi untuk membahas kenaikan harga premium. Namun, dia belum biÂsa memastikan waktunya. "Saya tidak perlu mengatakan kapan. Tapi, dalam waktu dekat," kata Darmin di Bali, kemarin.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati meÂnyebut ada tahapan yang harus ditempuh jika mau menaikkan harga premium. Hal itu dikareÂnakan premium merupakan jenis BBM khusus penugasan yang berbeda dengan jenis BBM lain, baik BBM subsidi maupun non subsidi. "Keputusannya kan ada di regulator, pemerintah. Kami mengikuti saja," ujar Nicke.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, bila pemerintah benar menaikkan harga BBM Premium meski keÂnaikannya kecil bisa berdampak positif pada pasar. "Saya pikir ada peluang penguatan rupiah dengan ini, walaupun hanya Rp 500 per liter. Ini menunjukkan kalau pemerintah itu concern soal defisit transaksi berjalan. Ini sentimen positif buat pasar modal. Terutama pasar valas kita," katanya.
Kenaikan BBM ini juga menunjukkan bahwa pemerintah mengambil keputusan berdasarÂkan realitas yang ada. Apalagi, harga minyak mentah terus menÂingkat. Sementara, Indonesia suÂdah menjadi pengimpor minyak karena kebutuhannya sebesar 1,3 juta hingga 1,4 juta barel per hari, sedangkan produksinya hanya sekitar 700 ribu barel per hari.
Kenaikan harga premium akan berdampak pada penurunan deÂfisit transaksi berjalan. Dirinya memperkitakan, defisit hingga akhir tahun akan berkisar 2,7 persen dari total produk domesÂtik bruto (PDB). ***
BERITA TERKAIT: