Pemerintah Kudu Genjot Investasi

Pertemuan IMF-Bank Dunia

Selasa, 09 Oktober 2018, 09:09 WIB
Pemerintah Kudu Genjot Investasi
Foto/Net
rmol news logo Pelaksanaan per­temuan tahunan 189 negara anggota International Monetary Fund (IMF)-World Bank (Bank Dunia) di Nusa Dua, Bali dinilai bisa men­jadi angin segar bagi ekonomi Indonesia. Syaratnya pemerintah bisa menggen­jot jumlah investasi yang masuk.

Pengamat ekonomi dari Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, pertemuan penting itu memberi angin segar bagi pelaku pasar terutama sentimen pembahasan mengenai arah ke­bijakan moneter global dan upaya pencegahan terhadap krisis ekonomi.

"Sebagai tuan rumah, ter­dapat beberapa program kerja sama investasi yang akan ditawarkan pada delegasi dari 189 negara peserta ra­pat tahunan," ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Pertemuan ini sekaligus menjadi momentum bagi Indonesia untuk mencari tahu formula untuk meraup pendapatan dan penerimaan baru. Khususnya dalam bi­dang perpajakan, di mana Indonesia saat ini tengah mencari sumber perpajakan yang baru.

"Ini penting sebab pemerintah sedang mengajukan rencana pendapatan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang be­sarnya mencapai Rp 2.142 triliun. Secara spesifik target penerimaan pajak yang ingin dikejar sebesar 1.781 triliun rupiah atau naik 15 persen dari outlook 2018," ujarnya.

Ekonom Centre of Reform on Economics (CORE) In­donesia Piter Abdullah me­nyebut, dengan banyaknya lembaga dan tokoh penting yang hadir di pertemuan tahunan tersebut, Indonesia bisa mempromosikan ber­bagai potensi yang dimiliki, terutama dari sisi pariwisata maupun investasi.

"Kita bisa promosikan pariwisata dan investasi kita. Banyak investor global yang hadir, diharapkan ajang ini akan memacu minat investasi terutama di sektor infrastruktur yang sedang digalakkan pemerintah," ujarnya.

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah saat ini tengah berupaya membangun infrastruktur, baik hard infrastructure maupun soft infrastructure seperti peningkatan kapasitas Sum­ber Daya Manusia (SDM) dan pengembangan ekonomi digital.

"Sudah tiga tahun Pemerintah Indonesia fokus membangun infrastruktur fisik. Di tahun 2018-2019 ke depan, kami akan fokus pada soft infrastructure," ujar Darmin.

Pengembangan SDM, kata Darmin, memiliki peran penting dan strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing suatu negara. Untuk itu, pemerintah perlu menciptakan peraturan yang mampu melindungi karyawan, memberikan peker­jaan yang layak, sekaligus meningkatkan keterampilan yang berkelanjutan. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA