Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo optimistis bisa mencapai target karena penÂjualan emas terus meningkat tiap tahunnya. Selain itu, jika melihat pertumbuhan pada tahun 2017 diÂanggap cukup drastis. Karena pada penjualan emas Antam di tahun 2016 mencapai sembilan ton.
Dengan target peningkatan pada tahun ini, Antam mempeÂkirakan laba bersih yang bakal didapat adalah sebesar Rp 500 miliar. "Peningkatan volume penÂjualan emas Antam sejalan upaya perusahaan untuk terus memperÂluas pasar dan inovasi produks emas logam mulia," tutur Arie.
Dia mengaku optimisme itu juga tidak terlepas dari kerja sama perdagangan Indonesia dengan Jepang pada Februari 2018. "Antam juga melakukan inovasi produk melalui penÂjualan produk emas batangan bermotif Hello Kitty ke Jepang, inovasi produk emas batik dan emas batangan tematik seperti edisi Idul Fitri, Tahun Baru ImÂlek dan Natal," imbuh Arie.
Antam membukukan penÂjualan emas sebesar 12,8 ton hingga akhir Mei 2018. Rata-rata penjualan emas Antam per bulannya sepanjang Januari hingga Mei 2018 adalah sebesar 2,56 ton. "Peningkatan volume penjualan emas Antam sejalan dengan upaya perusahaan untuk terus berupaya memperluas pasar serta inovasi produksi emas logam mulia," kata Arie.
Menurutnya, optimalisasi perluasan pasar emas berdampak pada pendapatan selama kuartal pertama tahun ini yang sebesar Rp 4,09 triliun.
Capaian penjualan itu naik 253 persen dibanding pendapatan periÂode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,16 triliun. "Tahun ini, kami perkirakan keuntungan dari penjualan emas mencapai Rp 450 miliar," kata Arie.
Antam memproyeksikan pendapatan tahun ini Rp 22 triliun dan laba bersih dengan skala moderat pada level Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun. KoÂmoditas emas merupakan konÂtributor terbesar atau 72 persen dari total penjualan perusahaan Rp 5,73 triliun. Sisanya disumÂbang penjualan feronikel sebesar 17 persen, bijih nikel (10 persen), bauksit dan batubara (1 persen).
Akuisisi TambangAntam saat ini juga tengah menÂjajaki akuisisi beberapa tambang potensial. Hal tersebut merupakan bagian dari rencana Perseroan daÂlam waktu dekat ini. Development Director Antam, Sutrisno S TatetÂdagat kepada media mengungkapÂkan untuk akuisisi tersebut Antam akan mengandalkan pinjaman perbankan.
Dia menyebut ada beberapa target yang sedang Perseroan diskusikan dan diharapkan dari sekian target tersebut ada satu atau dua perusahaan yang bisa diakuisisi. Namun, ia belum bisa menjelaskan lebih rinci mengenai lokasi tambang yang akan diakuisisi ini.
"Kemungkinan yang akan diakuisisi ada di Jawa dan luar Jawa. Di Jawa saja ada banyak dan beberapa prospek sedang kita lihat. Tapi kita baru lihat dan baru diskusi. Mereka meÂnawarkan kepada kita. Kalau harga cocok dan lancar maka akan mudah," ungkap dia.
Terkait dengan eksplorasi, menurut Sutrisno, sudah masuk dalam anggaran belanja modal (
capital expendicture/capex) tahun ini. Adapun alokasi capex Perseroan tahun ini sebesar 2,8 triliun rupiah. Dari total capex tersebut alokasi untuk eksplorasi masih terbilang kecil hanya beÂlasan miliar rupiah.
"Kalau kita ingin melakukan eksplorasi dalam beberapa tahun terakhir ada perubahan mengenai tata ruang. Jadi, ada lahan yang dulunya bisa dieksplorasi, tetapi sekarang berubah menjadi kawasan hutan sehingga harus setop dan mengurus perizinannya," jelas dia.
Padahal dalam melakukan eksplorasi, Perseroan telah mengÂhabiskan waktu cukup lama. Untuk lahan tersebut pun sifatnya kontrak karya sehingga baru bisa dihitung ketika sudah beroperasi. "Jadi itu belum tambah karena baru eksplorasi. Untuk eksplorasi saja dikasih waktu sekitar 10 taÂhun," katanya.
Pada tahun ini, Perseroan meÂnargetkan penjualan emas tahun ini sebanyak 24 ton atau meningÂkat 84 persen, dibandingkan 2017 sebanyak 13 ton. Bahkan hingga Mei, penjualan emas Perseroan telah mencapai 12,8 ton dibandingkan penjualan per bulan rata-rata di angka 2,56 ton. ***
BERITA TERKAIT: