Direktur Utama PT DI, Elfien Goentoro menjelaskan, saat ini pihaknya bersama Kementerian Perhubungan terus berkoordinasi. PT DI dan Kemenhub sedang menjajaki kerja sama dengan Uni Eropa terkait pemberian sertifikasi kepada pesawat buatan PTDI jenis N219.
Pasalnya, sampai sekarang pesawat yang dinamai NurÂtanio oleh Presiden Jokowi tersebut baru mengantongi sertifikat lokal.
"Kami sudah ada sertifikat yang dikeluarkan oleh DirekÂtorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara atau
Directorate General of Civil Aviation (DGCA), KeÂmenterian Perhubungan ReÂpublik Indonesia," terangnya di Kemenko Maritim, Jakarta, kemarin.
Untuk itu, PT DI dan KeÂmenhub melihat hubungan kerja sama yang terjalin antar negara Eropa itu dengan IndoÂnesia adalah penting.
Dengan kerja sama tersebut, Elfien mengharapkan pesaÂwat N291 dapat mengantongi sertifikat tipe dari
European Aviation Safety Agency atau EASA.
"Nah ke depannya tentunya karena Indonesia-Uni Eropa dengan DGCAdan Kemenhub sedang melakukan bilateral agreement untuk EASA, kalau ada kesepakatan itu ke depan N219 bisa dapat sertifikat EASA juga," ungkapnya.
Selain itu pihaknya akan terÂus menjalin kerja sama dengan pihak Uni Eropa, khususnya dengan produsen pesawat dan helikopter Airbus.
Selama ini PT Dirgantara Indonesia sudah terlibat dalam rantai pasok proses produksi pesawat terbang dan helicopter Airbus. "Dengan Airbus sudah punya kerja sama waktu di Singapura Air Show itu. Jadi kita sudah produksi deliver ke Indonesia semua melalui PT DI baik sisi produk maupun maintenance, jadi itu sudah kerjasama," ujarnya.
Produksi Enam PesawatPT DI tengah memproduksi 6 pesawat jenis N219 alias Nurtanio di dalam negeri. Elfien Goentoro, mengatakan pesawat itu bakal dijual ke pasar internasional dan dalam negeri. Untuk pasar internaÂsional dia bilang sudah ada beberapa negara yang melirÂiknya, yaitu Uni Emirat Arab, Meksiko, dan Kolombia. Jika deal, pesawat akan diekspor tahun depan. ***
BERITA TERKAIT: