"Dalam melaksanakan tuÂgas, BPH Migas tidak hanya mengawasi penyediaan pendistribusian BBM, gas, listrik saja, tetapi juga mencakup objek vital sektor migas dan potensi bencana (geologi)," ungkap Anggota Komite BPH Migas Muhammad Ibnu Fajar di Jakarta, kemarin.
Ibnu menuturkan, Posko aktif bekerja pada 31 Mei 2018 dan akan berakhir pada 28 Juni 2018. Menurutnya, Posko tersebut akan beroperasi selama 24 jam. "Selama empat hari posko didirikan, sejauh ini ketersediaan dan penyaluran BBM masih berjalan normal," terangnya.
Ibnu menyebutkan beberapa langkah yang dilakukan pihaknya untuk menjaga paÂsokan. ntara lain, pertama, membuka pelayanan 24 jam di lembaga penyalur bensin di wilayah rawan kemacetan.
Kedua, mendirikan 105 SPBU Kantong BBM oleh PT Pertamina (Persero). Ketiga, mengoperasikan 16 mobil disÂpenser PT Pertamina (Persero) di sejumlah rest area jalan tol dan wilayah lainnya.
Keempat, menyediakan 60 kiosk Pertamax PT Pertamina (Persero) dalam kemasan. KeÂlima, Pertamina menyediakan 13 serambi Pertamax yang ditempatkan di wilayah rawan kemacetan. Keenam, menyiapÂkan motoris kemasan sebanyak 200 Unit. Dan, ketujuh, menyeÂdiakan 3 kios kemasan yang dihadirkan oleh perusahaan PT AKR Corporindo, Tbk.
Ibnu mengungkapkan, berdasarkan catatan Posko Nasional ESDM, cadangan operasional BBM secara nasional menjelang Hari Raya Idul Fitri 2018 rata-rata untuk BBM jenis Gasoline adalah 23 hari, Gasoik 20 hari, Kerosene 52 hari, Avtur 27,5 hari, dan LPG 17,7 hari. "Jika ada gangguan masyarakat bisa menghubungi Posko Nasional ESDM di nomor 1500335," pungkasnya. ***
BERITA TERKAIT: