Direktur Kepatuhan Bank Danamon Rita Mirasar menÂgatakan, Bank Danamon bakal menggelar RUPS pada 20 Maret untuk membahas hal tersebut. Asal tahu saja, saat ini BTMU baru mengantongi 19,9 persen saham di Danamon.
"Untuk keputusan apakah disetujui BTMU memiliki 40 persen saham akan kami ajukan pada RUPS yang akan kami adaÂkan pada 20 Maret mendatang," ujarnya saat ditemui
Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Setelah mendapatkan persetuÂjuan pemegang saham, kata Rita, BTMU bakal mengajukan izin ke pihak otoritas untuk menjadi PeÂmegang Saham Pengendali (PSP). Ia pun memastikan, perusahaan akan mengikuti aturan yang telah ditentukan oleh regulator.
Rita menyebut, penyelesaian akuisisi saham emiten berkode BDMN oleh BTMU akan dilakukan dalam beberapa tahap. Tahapan perÂtama, yakni akuisisi saham sebesar 19,9 persen, yang sudah rampung pada Desember 2017 lalu.
Di kesempatan yang sama, Direktur Keuangan Bank DanaÂmon Satinder Ahluwalia menuÂturkan, proses pengambilalihan saham Bank Danamon seharusÂnya sesuai aturan. Karena itu, perusahaan meminta BTMU hanya ambil alih 40 persen.
"Sekarang ini aturan maksimal saham itu 40 persen. Karena itu, pada step kedua, kami minta BTMU hanya ambil alih 40 persen. Ikuti aturan yang ada, itu yang penting. Kalau mereka minta di atas itu, pasti sulit," tegasnya.
Karenanya ia tidak ingin menÂgomentari keinginan BTMU yang minat menguasai 73,8 persen saham Danamon.
"Fokus kami dalam 3-6 bulan ke depan menyelesaikan langkah kedua," jelasnya.
Meskipun demikian, aksi koÂrporasi lanjutan tersebut masih harus membutuhkan persetujuan pemegang saham dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Oleh sebab itu, Bank Danamon mengestimasikan proses pembelian saham masih akan berlanjut hingga setidaknya enam bulan ke depan.
Menyoal ini, Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza PriyamÂbada mengatakan, proses akuisis BTMU dan Danamon ini memang terus dipantau. Akuisisi BTMU terhadap emiten milik kelompok Temasek Holdings ini berpotensi membuat sahamnya terbang tingÂgi dalam jangka panjang.
"Rupiah di Rp 13.300 per dolar Amerika Serikat (AS), maka pasca MUFG melakukan akuisisi dan kelar membeli saÂham, harganya dapat mencapai kisaran Rp 5.970-Rp 6.000 per saham. Ini sangat menarik, denÂgan perhitungan tersebut, maka price to book value BDMN bisa mencapai 0,67 kali," tuturnya kepada
Rakyat Merdeka. Ia pun menyarankan, investor untuk menahan beli dan meÂnantikan realisasi dari rencana akuisisi ini.
"Pasca pengumuman (akuiÂsisi), sahamnya sempat naik signifikan, tapi waktu itu sempat turun karena belum ada berita penyelesaian tuntas. Jadi ya kaÂlau kita lihat, masih ada potensi aksi korporasi ini bakal makan waktu lama," katanya.
Kinerja Danamon Catat KeÂnaikan Laba 38 Persen Berbicara kinerja, Bank DaÂnamon berhasil membukukan laba bersih Rp 3,7 triliun di 2017, atau tumbuh 38 persen jika dibandingkan dengan perolehan laba di periode sama tahun sebeÂlumnya.
Direktur Utama Bank DaÂnamon Sng Seow Wah mengaÂtakan, hasil positif itu didorong oleh biaya dana yang lebih rendah, disiplinnya pengelolaan biaya operasional dan kualitas aset yang lebih baik.
"Bank Danamon membukuÂkan laba seiring dengan meninÂgkatnya momentum dari inisiatif strategis jangka panjang. Selain itu, kinerja positif ini adalah haÂsil upaya kami dalam melakukan diversifikasi sumber pendapatan, memperkuat layanan nasabah, serta penerapan solusi berbasis teknologi dan digital secara komprehensif," tuturnya.
Untuk pendapatan bunga bersih berhasil dibukukan Bank DanaÂmon hingga Rp 14,17 triliun atau naik 3 persen, jika dibandingkan dengan perolehan di periode sama tahun sebelumnya. Sementara biaya kredit turun 20 persen dari Rp 4,35 triliun di 2016 menjadi Rp 3,46 triliun di 2017.
Rendahnya biaya kredit, memÂbuat laba operasional Bank DaÂnamon naik dari Rp 4,71 triliun menjadi Rp 5,54 triliun. SemenÂtara berbicara kredit dan trade finance, sampai dengan 2017 terÂcatat mencapai Rp 129,72 triliun, atau meningkat 2 persen, jika dibandingkan tahun 2016 yang tercatat Rp 127,31 triliun. Untuk rasio keuangan, seperti margin bunga bersih tercatat sebesar 9,3 persen, NPL turun dari 3,1 persen menjadi 2,8 persen dan tingkat kecukupan modal (CAR) mencapai 22,1 persen. ***
BERITA TERKAIT: