Hal ini dinyatakan Ketua Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (PATAKA), Yeka Hendra Fatika. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ujarnya, luas lahan pertanian bawang putih di 2016 hanya mencapai 2.407 hektare, menuÂrun 6,09 persen disbanding lahan bawang putih yang tercatat seluas 2.563 hektare pada 2015.
"Memang, Kementerian Pertanian mengusahakan perÂtambahan luas lahan pertanian bawang putih lewat aturan wajib tanam buat importir, tapi jumlahnya dinilai tidak signifikan," keluh Yeka.
Dengan tingkat ketergantunÂgan pasokan sedemikian besar, lanjutnya, mustahil berharap swasembada dalam dua tahun ke depan. Sejatinya, nilai Yeka, bawang putih bukan jenis tanaman yang bisa cukup masif ditanam di negara tropis seperti Indonesia.
Beberapa daerah memang cocok dijadikan sentra bawang putih, contohnya di Lombok Timur-NTB, Temanggung-Jawa Tengah, Magelang-Jawa Tengah, juga di Sumatra Barat. Sayangnya, di daerah-daerah tersebut pula, sebenarnya lahan bawah putih sudah mendekati maksimal digunakan. Sehingga, cukup sulit memperÂluas lahan di kawasan-kawasan tersebut.
"Kita perlu penambahan sekitar 50 ribu hektare lah. Pertanyaannya, lahan yang diÂpakai itu lahan apa? Dan yang mana?" tantangnya.
Masih berdasarkan data yang sama, jelas Yeka, kebuÂtuhan akan bawang putih ini pun dari tahun 2013—2017 terus bertumbuh. Rata-rata mencapai 8,78 persen per taÂhun. Menjadi kian ironis sebab di kala konsumsi meningkat, luas lahan tanam komoditas ini malah menyusut.
Dengan luasan lahan yang ada saat ini, tak heran jika produksi bawang putih lokal hanya berada di angka 21,15 ribu ton pada 2016. Tentunya ini jauh di bawah kebutuhan konsumsi nasional yang berÂdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) rata-rata mencapai 1,63 kilogram per kapita tiap tahun.
Pendeknya, dengan 250 juta jiwa, ingatnya, dibutuhkan minimal 407,5 ribu ton bawang putih guna memenuhi kebuÂtuhan tersebut. Itu pun baru untuk konsumsi rumah tangga, belum termasuk kebutuhan untuk industri komersial.
Karena itu, mayoritas kebuÂtuhannya harus dipenuhi melaÂlui pasokan impor. Dengan demikian, kondisi ketersediaan dan harga di dalam negeri masih sangat tergantung pada kondisi pasokan dan tingkat harga di negara produsen.
Sementara Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahja Widayanti menjelaskan, impor bawang putih Indonesia berasal dari China, India, Amerika, Swiss, dan Malaysia dengan share utama 99,25 persen dari China dan India 0,65 persen.
Ia pun mengakui, pasokan bawang putih lokal di pasaran masih jauh di bawah kebutuhan konsumsi nasional yang sebanÂyak 480 ribu ton. ***
BERITA TERKAIT: