"Propek tahun ini tergantung kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan importasi minol. Sekarang pemerintah melakukan pengawasan yang sangat ketat dalam impor. Sehingga boleh dibilang hampir tidak ada minol selundupan yang masuk atau beredar," ujar Ketua APIDMI Agoes Silaban kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut Agoes, jika kebijakan ini terus dilakukan semua pihak bakal senang. Sebut saja pelaku usaha yang tidak diganggu produk ilegal. Sedangkan negara bakal mendapat penerimaan beÂsar dari bea masuk dan cukai.
Meski begitu, kata dia, perÂtumbuhan impor minol tahun lalu menurun. Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 6 Tahun 2015 tentang PengandaÂlian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, dan PenÂjualan Minuman Beralkohol telah memangkas pangsa pasarnya.
Dengan aturan tersebut miniÂmarket tidak lagi boleh menjual minol. Padahal distribusi utama minol adalah minimarket.
Di Bali, turis asing yang tadinya mudah beli bir di miniÂmarket jadi beli dari bakul mbok-mbok di Pantai Kuta secara semÂbunyi, tidak ada pengawasan, atau pengendalian. Pemerintah tidak mendapat apa-apa.
Minta RevisiAgoes meminta aturan tersebut direvisi untuk menggairahkan kembali bisnis minol. MenurutÂnya, pemerintah bisa memperteÂgas aturan pembelian, misalnya batas umur 21 tahun.
Selain itu, Agoes juga berÂharap, ketegasan pemerintah dalam menindak penyelundup minol. Pasalnya, penerapan bea masuk dan cukai minol adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Sangat disesalkan jika aturan ini dinodai oknum tidak bertanggung jawab.
"Harapan kepada pemerintah yaitu tidak ada oknum yang berani menjadi beking para penyelundup. Kalau mau secara sistematis, dilakukan penyesuaÂian bea masuk, dan cukai minol ke tarif yang lebih sesuai. SeÂhingga tidak ada lagi insentif untuk para penyelundup menyoÂgok oknum-oknum tersebut," pungkasnya.
Sebelumnya, PT Sarinah (perÂsero) akan menggenjot penjulan minol di tahun ini. Hal ini seiring banyaknya event dan destinasi wisata baru yang dibuka oleh pemerintah.
GNP Sugiarta Yasa, Direktur Utama Sarinah menyampaikan, perkembangan penjualan minuÂman beralkohol akan mengikuti pertumbuhan industri pariwisata. Sebab, untuk Sarinah saat ini penjualan menyasar Horeka dan tempat-tempat wisata. Tahun lalu kontribusi minol itu cukup kecil, hanya Rp 5 miliar.
Namun pada tahun ini dan jangka panjang kontribusi pendaÂpatan dari minol akan terus meningkat. Tahun ini ditargetkan penjualan bisa naik dua hingga tiga kali lipat dari 2017. PerusaÂhaan ini akan terus mengembangÂkan penjualan minol di spot-spot tertentu khususnya pariwisata.
Saat ini Sarinah mengimpor minuman beralkohol dari AustraÂlia, Eropa dan beberapa negara penghasil minuman beralkohol lainnya. ***
BERITA TERKAIT: