Sri Mulyani berharap harga stabilitas pangan bisa kembali terkendali. Sehingga, inflasi dapat terkelola dengan baik. Target inflasi 4 persen plus miÂnus 1 persen bisa tercapai akhir tahun ini.
"Saya rasa berbagai proÂgram untuk menjaga stabilitas harga pangan itu harus diÂjaga, baik stok maupun disÂtribusinya meskipun musim hujan dan banyak bencana, sehingga inflasi tidak meningkat," ungkap Ani-panggilan akrabnya dalam acara Bisnis Indonesia Economic Challenges 2018 di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, kemarin.
Dia memastikan para menteri terkait akan turun mengatasi gejolak harga pangan. Terutama, dalam melakukan antisipasi kebutuhan menjelang Natal dan tahun baru.
Ani mengaku pemerintah sudah memproyeksi akan ada tekanan inflasi pada bulan Desember. Oleh karena itu, pemerintah sudah menyiapkan langÂkah antisipasinya.
Sekadar informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin, merilis indeks harga konsumen (IHK) terbaru. Menurut Kepala BPS Kecuk Suhariyanto, bulan lalu terjadi inflasi sebesar 0,20 persen. Hal itu antara lain dipicu terjadinya kenaikan harga pada semua komponen pengeluaran masyarakat, terutama pada baÂhan pokok.
"Cabe merah, beras, dan bawang merah masing-masing memberikan andil inflasi sebeÂsar 0,06 persen, 0,03 persen, dan 0,02 persen. Ketiganya merupakan kontributor inflasi terbesar dalam kelompok bahan makanan," kata Kecuk.
Dia menjelaskan, bahan makanan secara keseluruhan menÂjadi penyumbang porsi inflasi hingga 0,37 persen pada bulan lalu.
Kenaikan harga pangan terseÂbut, lanjut Kecuk, disebabkan pengaruh musim, hujan besar.
Kecuk menyebutkan angka inflasi 0,20 persen paling renÂdah dibandingkan periode yang sama dalam waktu 3 tahun belakangan.
Untuk mengantisipasi keÂnaikan inflasi, Kecuk yakin pemerintah sudah menyiapÂkan langkah antisipasi. "Saya yakin bisa terkendali karena pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah koordinasi daÂlam kenaikan harga pada bulan terakhir," ujarnya.
Selain bahan makanan, kelompok makanan jadi, miÂnuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi 0,22 persen. Sementara kelompok perumaÂhan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,13 persen, serta kelompok sandang sebesar 0,12 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen.
Selain itu, kelompok penÂdidikan, rekreasi, dan olahÂraga sebesar 0,10 persen, dan kelompok transportasi, komuÂnikasi, dan jasa keuangan 0,09 persen.
Survei IHK ini dilakukan BPS di 82 kota. Dari kota itu, sebanyak 68 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi.Inflasi tertinggi terjadi di Singaraja sebesar 1,80 persen dan terendah terjadi di Bekasi dan Palopo, masing-masing sebesar 0,02 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,74 persen dan terendah terjadi di Manokwari sebesar 0,02 persen.
Stok Cukup Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita meÂmastikan stok mencukupi untuk memenuhi kebutuhan libur Natal dan tahun baru.
"Stok aman dan jumlah perÂputaran masih normal," kata Enggar di bandung, kemarin.
Enggar mengakui, untuk harga daging ayam ada sedikit kenaiÂkan. Dari Rp 30.000 per ekor menjadi Rp 32.000 per ekor. Namun kenaikan tersebut masih waajar karena beberapa waktu lalu harga komoditas tersebut turunnya cukup dalam.
Walau harga terkendali, Enggar menegaskan, pihaknya akan tetap mengawasi ketat perdagangan. Dia nggak mau kecolongan karena biasanya pada momentum tertentu para spekulan kerap beraksi meÂmaikan harga melalui berbagai modus.
"Jangan terlena, Kita jangan menganggap persoalan selesai. Karena potensi spekulan itu tetap ada," katanya.
Enggar menambahkan, pihaknya telah meminta pihak kepolisian dan Satgas Pangan untuk ikut melakukan pengaÂwasan. ***
BERITA TERKAIT: