Pengelolaan lahan Kampung Bandan oleh Pemprov DKI juga guna mencegah warga memanfaatkan dan mendirikan bangunan liar lahan tersebut.
VP Corporate Communication KAI, Agus Komarudin mengatakan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT KAI akan mendukung pembangunan proyek MRT di DKI.
"Intinya kami mendukung pembangunan Stasiun MRT di Kampung Bandan. Namun, seÂcara prinsip, KAI sebagai badan usaha tidak mungkin melepas asetnya," kata Agus kepada
Rakyat Merdeka.
Agus menjelaskan, untuk pembangunan Stasiun MRT Kampung Bandan, sebenarnya bisa dikerjasamakan antara PT KAI dan Pemprov DKI serta PT MRT secara
Business to BusiÂness (B2B).
Meski begitu, KAI tetap menghargai apabila ada usulan dari Pemprov DKI terkait peÂnyerahan HPL lahan Kampung Bandan untuk Stasiun MRT.
"Kita hargai usulan Pemprov. Tapi bagi KAI, itu bukan solusi yang tepat," tegas Agus.
Sebelumnya, Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat mengataÂkan, penyerahan HPL lahan KamÂpung Bandan oleh PT KAI kepada Pemprov DKI akan mempercepat pembangunan MRT fase II.
"Kampung Bandan itu milik PT KAI. Nanti akan diserahkan pada kita dan diproses. Kalau perlu HPL-nya digunakan DKI untuk MRT," kata Djarot.
Selain itu, penyerahan HPL Kampung Bandan diyakini Djarot akan memudahkan penertiban warga di sekitar lokasi. Pemprov DKI juga akan segera merelokasi warga yang masih tinggal di laÂhan milik PT KAI itu.
"Lahan Kampung Bandan suÂdah banyak ditempati warga, terÂmasuk kemarin yang kebakaran. Makanya PT KAI saya minta untuk mengamankan asetnya, nanti Wali Kota akan mendata yang tinggal di situ," tuturnya.
Djarot menargetkan pembangunan proyek MRT fase I akan menÂcapai 90 persen pada akhir 2017 dan dilanjutkan ke fase II. Dia meÂnargetkan MRT sudah dapat diuji coba pada pertengahan 2018.
"Tahun 2017, 90 persen ini semua infrastruktur MRT fase I selesai. Tinggal hanya 1 stasiun, yaitu di Haji Nawi. Sehingga diÂharapkan bulan Juli 2018 sudah masa uji coba untuk MRT fase I," katanya. ***
BERITA TERKAIT: