Direktur Utama Airnav Indonesia, Novie Riyanto mengatakan, persiapan tersebut dilakukan seiring meningkatnya aktivitas Gunung Agung di mana Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologis (PVMBG) menaikkan status Gunung Agung dari level III (siaga) menjadi level IV (awas) per Jumat (22/09).
Sementara berdasarÂkan terpantau pada Sabtu (23/09), peningkatan status Gunung Agung belum berÂdampak terhadap aktiviÂtas penerbangan dari dan menuju Pulau Dewata.
Karenanya, sejak kali pertama PVNBG menaikÂkan status gunung dengan ketinggian 3.031 mdpl tersebut, pihaknya langÂsung siaga untuk melakuÂkan monitoring secara penuh dan ketat.
"Intensitas koordinasi dengan seluruh pihak terkait, baik dengan PVMÂBG, BMKG, maupun inÂstansi terkait lain kami tingkatkan, termasuk meÂnyiapkan alternatif-alterÂnatif penanganan navigasi lalu lintas penerbangan jika erupsi terjadi dan penerbanÂgan dari dan menuju Bali terganggu," ujarnya, melaÂlui siaran pers, kemarin.
Ia menjelaskan, sesuai informasi, hingga Sabtu pagi WITA, sebaran debu vulkanik (
Volcanic Ash) belum terdeteksi.
Dengan demikian, konÂdisi yang terjadi pada GuÂnung Agung belum meÂmengaruhi operasional penerbangan.
"Aktivitas penerbangan baik domestik maupun internasional dan
over flying, masih normal. Jika kondisi berubah sejalan dengan aktivitas Gunung Agung, maka sesuai proseÂdur secepatnya kami akan keluarkan peringatan, baik NOTAM maupun ASHTAM," katanya.
Selain itu, simulasi dan perencanaan pelayanan lalu lintas penerbangan terkait erupsi Gunung Agung telah dilaksanakan sejak Jumat (22/09/), dengan melibatÂkan seluruh pusat pegenÂdalian operasional Airnav Indonesia maupun instansi penerbangan internasional, seperti
Jakarta Air Traffic Service Centre (JATSC),
Makasar Air Traffic SerÂvice Centre (MATSC), Airnav Indonesia cabang Bali dan Surabaya, Darwin Volcanic Ash Advisory Centre, Virgin Australia, KOBU1,3,4,5.
Ia menambahkan, daÂlam hal bandara I Gusti Ngurah Rai ditutup akibat letusan Gunung Agung, AirNav Indonesia bersama PT Angkasa Pura 1 dan PT Angkasa Pura 2, telah meÂnyiapkan alternatif pengalihan penerbangan ke seÂjumlah bandara sesuai daya tampung yang tersedia.
"Rute-rute pengalihan itu antara lain meliputi 10 penerbangan ke Bandara Juanda Surabaya, 5 penerÂbangan ke Bandara HasaÂnuddin Makasar, 5 penerÂbangan ke Balikpapan, 5 penerbangan ke Jakarta, 3 penerbangan ke Lombok, serta 2 penerbangan ke Guyana," tandasnya. ***
BERITA TERKAIT: