Pergantian pucuk pimpinan Inalum merupakan bagian dari akan dibentuknya holdingisasi BUMN sektor pertambangan dan divestasi saham PT FreeÂport Indonesia. Menteri Rini mempercayakan tugas tersebut kepada BGS sebagai Direktur Utama PT Inalum (Persero) menggantikan Winardi yang diangkat sebagai Direktur SDM (Sumber Daya Manusia) di PT Pupuk Indonesia (Persero) Holding.
"Pada dasarnya Inalum ini ke depan akan menjadi Holding Tambang dan beliau (BGS) kan selama ini telah menjadi staf khusus saya dan juga sudah bekerja sama erat dengan KemenÂterian ESDM dan Kementerian Keuangan untuk mempersiapkan sehubungan dengan divestasi Freeport," tutur Menteri BUMN, Rini M Soemarno di Kantor KeÂmenko Perekonomian, Jakarta, Kemarin.
Rini menilai, BGS juga memiÂliki kemampuan dan pengalaÂman yang bagus saat berkarier di perbankan pelat merah. Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan terpilihnya BGS sebagai Dirut Inalum. "Beliau sangat capable, pernah menjadi DirekÂtur Mandiri cukup lama. Kami melihat bahwa beliau memang memiliki kemampuan untuk itu. Memang dilihat Inalum sebagai perusahaan holding," katanya.
Di kesempatan terpisah, DepuÂti Bidang Usaha Energi, LogisÂtik, Kawasan dan Pariwisata, Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah mewakili Menteri BUMN menyerahkan Salinan Keputusan (SK) Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) Indonesia Asahan Alumunium Nomor SK-197/MBU/09/2017 tanggal 13 September 2017 tentang Pemberhentian dan PengangkaÂtan Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT IndoneÂsia Asahan Alumunium.
Melalui SK-197/ MBU/09/2017, Menteri BUMN, memberhentikan Saudara (Sdr.) Winardi sebagai Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesia Asahan AlumuÂnium yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-11/ MBU/2014 tanggal 13 Januari 2014 jo Nomor SK-68/MBU/2014 tanggal 7 April 2014.
Pemberhentian jabatan terseÂbut, dibarengi dengan mengangÂkat Budi Gunadi Sadikin sebagai Direktur Utama Perusahaan PerÂseroan (Persero) PT Indonesia Asahan Alumunium.
"Kami ucapkan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama memangku jabatan tersebut. Dan dengan formasi baru ini diharapkan dapat membawa Inalum menjadi lebih baik lagi kedepannya," kata Edwin.
Sementara itu, Winardi Sunoto ditunjuk sebagai Direktur SDM dan Tata Kelola pada PT Pupuk Indonesia (Persero) setelah KeÂmenterian BUMN mengeluarÂkan Surat Keputusan (SK) 196/ MBU/09/2017 mengenai PemÂberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi PT Pupuk Indonesia (Persero).
Surat ini dikeluarkan lantaran Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero) KoesharÂtono telah berakhir masa jabatannya.
Menurut Deputi Bidang Usaha Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro, dalam Surat Keputusan ini disebutkan bahwa sehubungan berakhirnya masa jabatan Koeshartono seÂbagai Direktur Pemasaran pada tanggal 29 Agustus 2017, maka perlu memberhentikan dengan hormat yang bersangkutan.
Sekaligus menetapkan pengÂgantinya yakni Achmad Tossin Sutawikara yang bergeser menÂjadi Direktur Pemasaran yang sebelumnya Direktur SDM dan Tata Kelola.
"Nah, Pak Winardi (bekas Dirut Inalum) ditunjuk Bu MenÂteri untuk menjabat sebagai Direktur SDM dan Tata Kelola di PT Pupuk Indonesia."
Induk Tambang Menanggapi perombakan jajaran direksi dikedua peÂrusahaan ini, khususnya InÂalum, pengamat BUMN Arief Puyuono berharap, proses pemÂbentukan holding BUMN tamÂbang makin cepat.
"Saya harap BGS mampu membawa Inalum sebagai inÂduk BUMN tambang. Apalagi, arahnya Bu Menteri (Rini-red) memang agar holding tambang ini bisa mencaplok saham FreeÂport," tegasnya kepada
Rakyat Merdeka. Menurutnya, rasa optimistis timbul lantaran melihat backÂground dan pengalaman yang dimiliki BGS dalam memimpin perusahaan besar sebelumnya yakni Bank Mandiri.
"Saya optimistis dengan backÂground beliau akan mampu membuat holding tambang ini segera terealisasi. Dan mesti diÂingat, beliau juga perlu didukung dengan tim yang solid dalam holding," katanya.
Dengan begitu, kedepan inÂdustri tambang di Indonesia diÂharapkan tidak hanya mengekspor bahan baku tambang saja seperti yang terjadi selama ini, namun juga bisa mengelolanya sendiri di dalam negeri.
"Sektor pertambangan perlu ada transformasi. Semua harus kerja cepat, holding tambang kan harusnya tahun ini bisa terÂbentuk, semoga bisa dipercepat dengan kepemimpinan yang baru," tandasnya. ***
BERITA TERKAIT: