Budi Gunadi Disiapkan Bawa Inalum Ke Holding Tambang

Jadi Dirut Karena Teruji

Jumat, 15 September 2017, 10:39 WIB
Budi Gunadi Disiapkan Bawa Inalum Ke Holding Tambang
Budi Gunadi Sadikin/Net
rmol news logo PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum resmi memiliki bos baru. Dia adalah Budi Gunadi Sadikin (BGS), bekas direktur utama Bank Mandiri dan juga Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.

Pergantian pucuk pimpinan Inalum merupakan bagian dari akan dibentuknya holdingisasi BUMN sektor pertambangan dan divestasi saham PT Free­port Indonesia. Menteri Rini mempercayakan tugas tersebut kepada BGS sebagai Direktur Utama PT Inalum (Persero) menggantikan Winardi yang diangkat sebagai Direktur SDM (Sumber Daya Manusia) di PT Pupuk Indonesia (Persero) Holding.

"Pada dasarnya Inalum ini ke depan akan menjadi Holding Tambang dan beliau (BGS) kan selama ini telah menjadi staf khusus saya dan juga sudah bekerja sama erat dengan Kemen­terian ESDM dan Kementerian Keuangan untuk mempersiapkan sehubungan dengan divestasi Freeport," tutur Menteri BUMN, Rini M Soemarno di Kantor Ke­menko Perekonomian, Jakarta, Kemarin.

Rini menilai, BGS juga memi­liki kemampuan dan pengala­man yang bagus saat berkarier di perbankan pelat merah. Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan terpilihnya BGS sebagai Dirut Inalum. "Beliau sangat capable, pernah menjadi Direk­tur Mandiri cukup lama. Kami melihat bahwa beliau memang memiliki kemampuan untuk itu. Memang dilihat Inalum sebagai perusahaan holding," katanya.

Di kesempatan terpisah, Depu­ti Bidang Usaha Energi, Logis­tik, Kawasan dan Pariwisata, Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah mewakili Menteri BUMN menyerahkan Salinan Keputusan (SK) Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) Indonesia Asahan Alumunium Nomor SK-197/MBU/09/2017 tanggal 13 September 2017 tentang Pemberhentian dan Pengangka­tan Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indone­sia Asahan Alumunium.

Melalui SK-197/ MBU/09/2017, Menteri BUMN, memberhentikan Saudara (Sdr.) Winardi sebagai Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesia Asahan Alumu­nium yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-11/ MBU/2014 tanggal 13 Januari 2014 jo Nomor SK-68/MBU/2014 tanggal 7 April 2014.

Pemberhentian jabatan terse­but, dibarengi dengan mengang­kat Budi Gunadi Sadikin sebagai Direktur Utama Perusahaan Per­seroan (Persero) PT Indonesia Asahan Alumunium.

"Kami ucapkan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama memangku jabatan tersebut. Dan dengan formasi baru ini diharapkan dapat membawa Inalum menjadi lebih baik lagi kedepannya," kata Edwin.

Sementara itu, Winardi Sunoto ditunjuk sebagai Direktur SDM dan Tata Kelola pada PT Pupuk Indonesia (Persero) setelah Ke­menterian BUMN mengeluar­kan Surat Keputusan (SK) 196/ MBU/09/2017 mengenai Pem­berhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi PT Pupuk Indonesia (Persero).

Surat ini dikeluarkan lantaran Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero) Koeshar­tono telah berakhir masa jabatannya.

Menurut Deputi Bidang Usaha Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro, dalam Surat Keputusan ini disebutkan bahwa sehubungan berakhirnya masa jabatan Koeshartono se­bagai Direktur Pemasaran pada tanggal 29 Agustus 2017, maka perlu memberhentikan dengan hormat yang bersangkutan.

Sekaligus menetapkan peng­gantinya yakni Achmad Tossin Sutawikara yang bergeser men­jadi Direktur Pemasaran yang sebelumnya Direktur SDM dan Tata Kelola.

"Nah, Pak Winardi (bekas Dirut Inalum) ditunjuk Bu Men­teri untuk menjabat sebagai Direktur SDM dan Tata Kelola di PT Pupuk Indonesia."

Induk Tambang

Menanggapi perombakan jajaran direksi dikedua pe­rusahaan ini, khususnya In­alum, pengamat BUMN Arief Puyuono berharap, proses pem­bentukan holding BUMN tam­bang makin cepat.

"Saya harap BGS mampu membawa Inalum sebagai in­duk BUMN tambang. Apalagi, arahnya Bu Menteri (Rini-red) memang agar holding tambang ini bisa mencaplok saham Free­port," tegasnya kepada Rakyat Merdeka.

Menurutnya, rasa optimistis timbul lantaran melihat back­ground dan pengalaman yang dimiliki BGS dalam memimpin perusahaan besar sebelumnya yakni Bank Mandiri.

"Saya optimistis dengan back­ground beliau akan mampu membuat holding tambang ini segera terealisasi. Dan mesti di­ingat, beliau juga perlu didukung dengan tim yang solid dalam holding," katanya.

Dengan begitu, kedepan in­dustri tambang di Indonesia di­harapkan tidak hanya mengekspor bahan baku tambang saja seperti yang terjadi selama ini, namun juga bisa mengelolanya sendiri di dalam negeri.

"Sektor pertambangan perlu ada transformasi. Semua harus kerja cepat, holding tambang kan harusnya tahun ini bisa ter­bentuk, semoga bisa dipercepat dengan kepemimpinan yang baru," tandasnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA