Manager Public Relation (PR) dan
Corporate Social ResponsiÂbility (CSR) Pelni Akhmad SuÂjadi mengatakan, perubahan rute sekaligus untuk meningkatkan konektivitas melalui jalur laut dari Papua ke Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Sebagai BUMN, kita mensupport pemerintah dengan menÂdorong pertumbuhan ekonomi di Papua dan NTT melalui konekÂtivitas kapal laut. Dengan begitu, distribusi orang atau tenaga kerja dan distribusi barang kebutuhan di kedua wilayah tersebut akan merata," kata Sujadi di Jakarta.
Menurut Sujadi, saat ini banyak warga NTT yang bekerja di Papua, dan mereka mengandalkan kapal laut untuk transportasinya, dengan pelayaran langsung.
"Melihat kondisi tersebut, kami melakukan pengkajian dan merubah trayek KM Sirimau seÂsuai kebutuhan pasar di wilayah tersebut," katanya.
Trayek baru yang dilalui KM Sirimau nantinya mulai berangÂkat dari Nabire-Manokwari Papua, ke Sorong Papua Barat, Ambon, Provinsi Maluku dan ke Wanci-Baubau Sulawesi TengÂgara ke Maumere-Lewoleba-Kupang-Kalabahi NTT dan ke Saumlaki PP.
Trayek kapal tipe 1.000 pax buatan Jerman tersebut, sebelumnya berlayar dari Surabaya-Sampit-Surabaya-Batu Licin, menghubungan Jawa ke Kalimantan atau sebaliknya. Makasar, Sulawesi Selatan ke Bima NTB -Labuan Bajo-Larantuka-KuÂpang. Kalabahi Nusa Tenggara Timur (NTT) Saumlaki-Tual-DoÂbo, Provinsi Ambon ke Timika-Agats-Merauke Papua Barat PP.
Rute perjalanan KM Sirimau tersebut bisa dilalui dengan waktu pelayaran 28 hari dalam satu voyage untuk menempuh jarak 6.194 mile. Jarak tempuh itu, lebih jauh 56 mile dibanding rute sebelumnya yang mencapai 6.138 mile.
Untuk mengisi rute yang ditinggalkan KM Sirimau khususÂnya rute Surabaya-Merauke, Pelni mengoperasikan KM LeÂuser sebagai alternatif Surabaya-Merauke. Sedangkan trayek ke Batulicin akan dilayani kapal tipe 500 pax, KM Wilis. ***
BERITA TERKAIT: