AP II Teken MoU Pembelian Saham BIJB

Jumat, 15 September 2017, 10:28 WIB
AP II Teken MoU Pembelian Saham BIJB
Foto/Net
rmol news logo Angkasa Pura II (Persero) bakal menjadi operator pengelola Bandara Internasional Jawa Ba­rat (BIJB). Kepastian ini setelah dilakukannya penandatanganan nota kesepahaman (Memoran­dum of Understanding/MOU) pembelian saham di PT BIJB.

Direktur Utama AP II Muham­mad Awaluddin mengatakan, dengan MoU pembelian saham ini AP II akan mengoperasikan aset sisi darat dari BIJB termasuk terkait dengan Pelayanan Jasa Kebandarudaraan dan Pelayanan Jasa Terkait Bandara.

"Pada intinya, operasional BIJB oleh AP II di antaranya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah setempat," jelas Awaluddin.

Penandatanganan MoU terse­but dilakukan Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin dan juga perwakilan pemilik saham PT BIJB saat ini yaitu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Direktur Utama PT Jasa Sarana Mulyadi.

Di samping itu, MoU juga ditandatangani Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra dan Direktur Utama PT Danareksa Investment Prihatmo Hari Mulyanto.

Awaluddin menerangkan, dalam MoU ini AP II dan Danareksa membeli atau menyerap saham portepel (saham dalam simpanan) yang dikeluarkan oleh PT BIJB.

Dengan demikian, apabila men­capai kesepakatan, maka nantinya pemegang saham di PT BIJB adalah Pemprov Jabar, PT Jasa Sarana, AP II, dan Danareksa.

Sementara proses uji tuntas atau due diligence dalam rangka pembelian saham PT BIJB akan dilakukan paling lambat Okto­ber 2017 sehingga penyerapan saham portepel tersebut dapat dilakukan selambat-lambatnya pada November 2017.

Untuk besarnya porsi saham yang dibeli AP II, Awaluddin mengatakan, hal tersebut baru dirumuskan berdasarkan proses due diligence.

"Yang jelas, pembelian saham di PT BIJB oleh AP II tidak akan membuat porsi saham Pem­prov Jabar dan PT Jasa Sarana berkurang karena yang dibeli adalah saham portepel," ujarnya.

Awaluddin menerangkan, AP II berminat menjadi salah satu peme­gang saham di BIJB karena ban­dara ini sangat strategis sehingga perusahaan dapat ikut berperan dalam mendukung pertumbuhan pariwisata dan ekonomi di Indo­nesia khususnya Jawa Barat.

Bandara Internasional Jawa Ba­rat dalam tahap awal direncanakan memiliki terminal berkapasitas 5 juta penumpang per tahun dan telah direncanakan ke depannya dapat memiliki terminal berkapa­sitas 18 juta penumpang.

Pengamat kebandarudaraan Alvin Lie mengatakan, perenca­naan pengembangan BIJB harus menjadi fous AP II kedepan. "Hal ini harus dilakukan agar kedepan­nya pengembangan BIJB terarah dan sesuai target untuk melayani 18 juta penumpang," kata Alvin kepada Rakyat Merdeka.

Selain itu, AP II bersama pemerintah pusat dan daerah harus mematangkan hal teknis lainnya di luar operasional kebandaru­daraan.

Yang harus dipersiapkan lebih matang yakni akses menuju ban­dara, transportasi hingga sarana pendukung lainnya.

"Dengan begitu, animo masyarakat yang menggunakan bandara tersebut makin tinggi. Ini juga jadi keuntungan AP II selaku pengelola bandara," tegas Alvin. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA