Ketua Umum Asosiasi LogisÂtik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan, pengusaha mendukung keinginan pemerinÂtah mengurai kemacetan. "Tapi kalau operasional truk jadi korÂbannya pasti distribusi logistik terhambat," ujarnya kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Untuk diketahui, sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengusulkan kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPJT) dan kepoliÂsian untuk membatasi waktu perjalanan truk. Hal ini dilakuÂkan agar kepadatan di jalan tol Jakarta-Cikampek bisa terurai.
Menurut Zaldy, saat ini yang perlu dilakukan adalah memperÂcepat pembangunan infrastrukÂtur. "Pemerintah seharusnya mampu mengantisipasi potensi-potensi kerugian yang dialami sektor usaha angkutan logistik. Jadi bukan malah menambah kerugian tapi pembangunannya dipercepat," ungkapnya.
Zaldy mengaku, pengusaha logistik selama ini kehilangan utilisasi akibat kemacetan dan pembangunan infrastruktur di jalan, khususnya di tol. "Tapi demi perbaikan infrastruktur kami rela rugi. Cuma jangan ditambah terus kerugian penguÂsaha," tukasnya.
Wakil Ketua Umum Bidang Angkutan Distribusi LogisÂtik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) KyatÂmaja Lookman mengatakan, selama ini peran jalan tol Jakarta-Cikampek cukup vital bagi perekonomian dan kegiatan distribusi logistik. Oleh karena itu, menurutnya, kebijakan pemÂbatasan operasional jalan tol bagi angkutan barang berpotensi menghambat distribusi barang pokok.
"Dengan pengalihan rute, supir truk harus bekerja lebih pagi. Efeknya distribusi barang bisa terganggu," ujarnya.
Menurutnya, pembatasan operasional truk di pagi hari juga hanya akan membuat penumpukan arus lalulintas di pintu tol. "Karena yang terjadi nanti adalah penumpukan arus lalulintas di pintu tol. Karena tidak ada kantong parkir truk akan menunggu hingga ruas tol dibuka kembali. Dan beÂgitu dibuka maka truk akan berbondong-bondong masuk," katanya.
Ia menambahkan, pengalihan truk ke jalan nasional juga meÂnyimpan resiko. "nasional yang berbaur dengan beragam kendaraan lain termasuk sepeda motor akan meningkatkan resiko kecelakaan," katanya.
Ia mengusulkan, alternatif solusi yang belum dicoba yaitu membuka akses antar kawasan industri. Contohnya akses antara kawasan Industri Lippo Cikarang dan MM2100. Sekarang akses ini ditutup sehingga truk harus keluar kawasan dan masuk ke tol untuk berpindah ke kawasan industri lain. "Jika akses itu dibuka, maka truk tidak perlu masuk tol," terangnya.
Kyatmaja menjelaskan, saat ini persaingan industri angkutan barang semakin ketat karena perusahaan-perusahaan menerapÂkan sistem produksi just in time. Perusahaan-perusahaan bekerja 24 jam sehari. Sementara pelabuÂhan belum beroperasi 24 jam.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Perhubungan Carmelita Hartoto juga menilai, rencana pembatasan angkutan barang di jalan tol Jakarta-Cikampek berpengaruh terhadap proses distribusi barang. Sebab para pengusaha perlu menghindari pengiriman barang pada jam-jam larangan bila tak ingin terjadi keterlambatan.
Soal tawaran pemerintah meÂmanfaatkan moda transportasi lain, Carmelita mengatakan, perÂlu diperhitungkan oleh pengusaha seberapa kompetitif ila dihitung dengan keterlambatan proses distribusi selama pembatasan operasional angkutan barang di jalan tol. "Mengingat angkutan darat adalah moda transportasi door to door," jelasnya.
Corporate Communication PT Jasa Marga Dwimawan Heru Santoso menyatakan, pihaknya sepakat dengan pemberlakuan pembatasan waktu operasional truk angkutan logistik untuk mengatasi kepadatan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Diharapkan akan terjadi pengalihan moda angkutan logistik ke kapal laut atau dengan pemanfaatan kereta api/kanal melalui Cikarang DryÂport. ***
BERITA TERKAIT: