President Director PT AngkaÂsa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan,
CGK Airport Code Race ini meruÂpakan ajang Airport Hackathon yang baru pertama kali sepanÂjang sejarah di Indonesia diadaÂkan oleh operator bandara.
"Kita berkumpul bersama deÂveloper untuk mengembangkan suatu program software atau aplikasi kebandarudaraan dalam waktu singkat," kata Awaluddin kepada
Rakyat Merdeka. Adapun
CGK Airport Code Race ini juga merupakan bagian dari
Start Up Grand Prix road to Liga Digital Indonesia yang digelar oleh Masyarakat TeleÂmatika Indonesia (Mastel) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).
Acara ini diikuti oleh 59 tim untuk berkompetisi menjadi yang terbaik di mana pada baÂbak penjurian yang berlangsung Minggu (13/8) terpilih sebanyak 40 tim yang lolos periode penilaÂian lanjutan.
Menurut Awaluddin, CGK AirÂport Code Race diadakan agar AP II bisa mendapatkan sebuah solusi dan masukan mengenai beberapa permasalahan serta kendala terkait sektor kebandarudaraan, khususÂnya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai bandara tersibuk di Indonesia.
"Saat ini kita berada pada era di mana harapan penumpang pesawat jauh melebihi dari yang sebelum-sebelumnya," kata Awaluddin.
Menurutnya, Bandara harus bisa beradaptasi dan paham apa yang diharapkan pengguna bandara ke depannya, dan daÂlam hal ini teknologi informasi memegang peranan penting agar standar pelayanan pengelola bandara tetap terjaga.
"Hasil dari
CGK Airport Code Race ini selanjutnya akan diguÂnakan oleh AP II sebagai tools untuk membantu perbaikan dan peningkatan pelayanan, pendapatan, serta efisiensi operaÂsional," papar Awaluddin.
Penyelenggaraan
CGK AirÂport Code Race ini tentunya diharapkan juga dapat menjemÂbatani (bridging), memperkeÂnalkan (
chanelling), dan sebagai percepatan (
accelerating) bagi para developer untuk mengemÂbangkan aplikasi untuk industri kebandarudaraan.
Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel A PangeraÂpan menuturkan, pemerintah sangat mendukung langkah AP II yang mengintegrasikan layanan di bandara melalui aplikasi berbasis digital.
"AP II saat ini fokus pada pengembangan
soft infrastructure diantaranya dengan memperkuat sektor teknologi informasi, di samping juga melakukan pembangunan infrastruktur secara fisik seperti terminal dan seÂbagainya. Tentu hal ini sangat kita dukung untuk meningkatÂkan fasilitas bandara," tegas Samuel. ***
BERITA TERKAIT: