Asisten Deputi Pembiayaan Non Bank dan Perpajakan Kementerian Koperasi dan UKM Suprapto menjelaskan, tren syariah dalam perkembangan bisnis mulai menggeliat tidak hanya terjadi pada bisnis keuangan dan makanan. Tetapi juga pada busana, kosmetik dan pariwisata syariah.
"Hadirnya berbagai merek islami seperti pada busana dan kosmetik merupakan fenomena sebuah trand ekonomi syariah," katanya dalam diskusi bertema 'Meningkatkan Peran Sektor Riil UKM serta Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Syariah di Indonesia' yang digelar DPP Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia (LDII) di kantor LDII, Jalan Tentara Pelajar, Senayan, Jakarta (Rabu, 28/9).
Dia juga mengapresiasi kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan LDII, terutama tema yang mengangkat seputar ekonomi syariah.
"LDII merupakan salah satu ormas keagamaan yang sangat konsisten istiqomah dalam melaksanakan syariat islam," katanya.
Suprapto melihat perkembangan ekonomi syariah di tengah masyarakat Indonesia, terutama keuangan syariah tidak bergerak alias stagnan. Di mana keadaan pertumbuhan keuangan syariah yang tetap pada kisaran lima persen perlu dicarikan solusi.
Sementara, Ketua DPP LDII Bidang Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat (EPM) Ashar Budiman menambahkan bahwa perlunya memerhatikan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia karena belum sehatnya kondisi perekonomian syariah di sektor riil, khususnya ekonomi umat.
[wah]
BERITA TERKAIT: