Pertamina Untung Rp 8,3 Triliun Dari Jualan BBM Subsidi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 25 September 2016, 06:38 WIB
Pertamina Untung Rp 8,3 Triliun Dari Jualan BBM Subsidi
Foto: Net
rmol news logo Pertamina tidak selayaknya mengambil untung yang besar dari jualan BBM bersubsidi seperti premium dan solar.

Menurut data yang bersumber dari Laporan Keuangan Pertamina Semester I 2016,  keuntungan yang diraih Pertamina di semester I 2016 lalu ternyata berasal dari produk-produk bersubsidi.

Laporan keuangan BUMN ini menyebutkan bahwa pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) dan penugasan (kerosene, LPG 3kg, solar dan premiun non Jamali) telah memberikan laba hinggga 755 juta dolar AS. Kontribusi BBM PSO dan penugasan mencapai 637 juta dolar AS atau sekitar Rp 8,3 triliun (kurs Rp 13.100 per dolar AS) dan dari LPG 3 kg sebesar 117 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,5 Triliun.

Dalam penjelasan di laporan keuangannya,  Pertamina menyatakan bahwa laba usaha BBM PSO 449,9 persen lebih tinggi dibandingkan periode sama 2015. Tingginya kenaikan laba ini disebabkan oleh rendahnya biaya produk sejalan dengan penurunan harga MOPS (Mid Oils Platts Singapore) dan ICP (harga minyak mentah Indonesia) yang merupakan komponen pembentuk biaya produk.

Realisasi  ICP di semester I 2016 hanya 36,16 dolar AS per barel, jauh dibawah RKAP Pertamina sebesar 50 dolar AS per barel. Maka dengan modal harga minyak yang rendah dan menjual BBM dan LPG subsidi di harga tinggi, di semester I ini Pertamina mampu mengantongi EBITDA sebesar 4,1 miliar dolar AS,  dengan EBITDA margin 23,9 persen atau 128 persen dari RKAP yang dirancang perusahaan. Sementara laba bersihnya mencapai 1,83 miliar dolar AS, 113 persen lebih tinggi dari RKAP perseroan.

Pengamat ekonomi dari Indef, Enny Sri Hartati  menyayangkan sampai saat ini Pertamina tidak ada inisiatif untuk mengungkap harga keekonomian atas BBM subsidi ini secara transparan. Masyarakat hanya disuguhkan tentang keuntungan, laba dan kinerja Pertamina tanpa tahu transparansi harga keekonomian BBM subsidi tersebut.

"Pertamina harus transparan. Jangan rakyat yang menderita di atas keuntungan Pertamina," tutupnya.[wid]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA