Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Lebih Banyak Diekspor, Menperin Genjot Pengolahan Rumput Laut

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 18 Maret 2016, 22:40 WIB
Lebih Banyak Diekspor, Menperin Genjot Pengolahan Rumput Laut
RMOL.  Pengolahan rumput laut di Indonesia mesti dipacu mengingat sebagian besar rumput laut kering diekspor. Saat ini sebanyak 152,9 ribu ton atau 64,3 persen rumput laut kering diekspor. Sementara yang diolah oleh industri di domestik sebanyak 84,9 ribu atau hanya 35,7 persen.

"Potensinya mesti kita manfaatkan karena ada lebih 500 jenis produk turunan rumput laut," tegas Menteri Perindustrian Saleh Husin di Kota Tual, Maluku, Jumat (18/3).

Pengembangan industri ini juga mendesak dilakukan lantaran industri di dalam negeri mengalami kekurangan pasokan bahan baku. Total kebutuhan bahan baku rumput laut 128,6 ribu ton, namun masih kekurangan pasokan sebesar 43,8 ribu ton.

Di Indonesia, jenis rumput laut komersial ialah penghasil karagenan, penghasil agar, dan penghasil alginate.  Karagenan diproses lebih lanjut menjadi pangan, saus, pakan ternak, serta farmasi. Sementra agar diolah menjadi produk akhir pangan, farmasi, kosmetik, dan tissue. Sedangkan alginat juga dapat diolah menjadi pangan, saus, tekstil, kosmetik dan farmasi.

Guna memaksimalkan pengembangan, Kemenperin berupaya meningkatkan kemitraan dan integrasi antara sisi hulu dan sisi hilir agar jaminan pasokan bahan baku meningkat. Lebih lanjut, harmonisasi dipacu dan dilakukan penyesuaian pos tarif komoditi rumput laut beserta olahannya seperti penurunan bea masuk untuk komponen pendukung dan pemisahan kode HS untuk produk olahan rumput laut.

Selain itu, dilakukan penyusunan SNI sebagai jaminan kualitas produk olahan rumput laut dan meningkatkan dukungan R&D dalam rangka mengembangkan inovasi produk hilir rumput laut.

Menperin berada di Tual untuk mendampingi Wakil Presiden RI Jusuf Kalla melakukan rangkaian kunjungan kerja ke sentra industri perikanan, fasilitas infrastruktur dan pendidikan di Maluku yaitu Ambon, Banda Neira dan Tual.

Menggunakan KRI Surabaya 591, Wapres menyaksikan penandatanganan MoU antara Pemprov Maluku dengan PT Pelindo IV di Bandara Pattimura, Ambon kemudian menuju Banda Neira  menyambangi lokasi pengembangan Bandara Banda Neira, Politeknik Sumber Daya Perikanan, dan Sekolah Tinggi Perikanan Hatta Sjahrir.

Di Tual, rombongan tiba di Dermaga Pelabuhan Perikanan Nusantara, lalu meninjau budi daya rumput laut, Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, dan Wapres meresmikan Politeknik Perikanan Negeri Tual di Kabupaten Maluku Tenggara. Bersama Menperin, Wapres juga berkunjung dan berdialog dengan Raja Tual yang sekaligus Kepala Desa Tual, Muhammad Tamher. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA