Indonesia, RRC dan AS Dikokohkan PWC Sebagai Negara Tujuan Investasi Favorit

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 17 November 2015, 18:14 WIB
RMOL. Survei yang dilakukan Price Waterhouse Coopers (PwC) terhadap 800 CEO perusahaan yang berlokasi di Asia Pasifik positif terhadap upaya perbaikan iklim investasi Indonesia.

Dari hasil survei yang dirilis kemarin (16/11), semakin meneguhkan posisi Indonesia sebagai negara tujuan investasi utama bersama dengan RRC dan Amerika Serikat.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menyampaikan pihaknya merespon positif hasil survei yang dirilis PwC tersebut.

"Survei tersebut melengkapi survei-survei yang dilakukan lembaga independen lainnya yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan investasi utama," katanya  dalam keterangan resmi kepada pers, Selasa (17/11).

Franky menilai persepsi positif yang tercermin dalam hasil survei tersebut dapat membantu BKPM meningkatkan arus investasi masuk ke Indonesia dan mencapai target-target investasi yang dicanangkan oleh pemerintah.

"Perbaikan-perbaikan layanan investasi akan terus dilakukan dan diharapkan  berdampak positif terhadap meningkatnya realisasi investasi asing maupun domestik di Indonesia," terangnya.

Nilai positif survei tersebut cukup signifikan karena kondisi perekonomian global yang tengah dalam kondisi tidak menentu. Setidaknya survei yang dilakukan periode 23 Juni dan 21 Agustus 2015 tersebut memperhitungkan dua kondisi global yang mempengaruhi jawaban responden.

Pertama, terkait kondisi Amerika Serikat yang meningkatkan suku bunga bank sentralnya pada  Juli 2015 dan RRT yang mendevaluasi Yuan ditengah intervensi  mempertahankan harga sama yang dilakukan bulan Agustus 2015. "Posisi Indonesia yang masih positif dapat mempermudah upaya  menarik minat investasi dari investor global," ungkapnya.

Sebelumnya, Indonesia juga dinilai positif dalam survei Ease of Doing Business (kemudahan berusaha) 2016 yang dirilis World Bank Group. Posisi Indonesia naik 11 posisi dari sebelumnya peringkat 120 menjadi peringkat 109 dari total 189 negara yang disurvei.  
Indonesia tercatat sebagai negara yang konsisten melakukan reformasi EODB sejak 2007 sehingga termasuk 24 negara teratas yang melakukan reformasi di 3 indikator atau lebih.

Beberapa hal yang menjadi catatan BKPM  dalam survei yang dilakukan oleh PwC tersebut, meskipun jumlah respondennya meningkat dari tahun lalu sebanyak 635 dan tahun ini mencapai 800 responden, namun mayoritas responden atau 52 persen CEO menyatakan akan meningkatkan investasinya ke Indonesia.

"Jadi 52 persen menyatakan akan meningkatkan investasinya dan 38 persen  lainnya bertahan pada nilai investasi yang sama. Ini merupakan prosentase tertinggi setelah RRT. Posisi Indonesia di level yang sama dengan Amerika Serikat dan Vietnam," jelas Franky.

Secara keseluruhan 68 persen investasi baru akan dikucurkan di wilayah APEC dan 32persen lainnya ke wilayah lain di dunia. Responden Survei PwC tersebut juga memiliki keyakinan lebih tinggi terhadap perekonomian Indonesia dalam periode menengah 3-5 tahun mendatang. Keyakinan tersebut lebih tinggi dibandingkan periode jangka pendek di jangka waktu 12 bulan mendatang.

"Survei tersebut juga memproyeksikan masa depan ekonomi Indonesia yang ditandai perubahan wajah industri manufaktur ke arah basis teknologi. Hal ini menyebabkan kebutuhan modernisasi peralatan dan adanya pergerakan pekerja lintas negara," pungkasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA