Misbakhun Yakin Jokowi Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Senin, 09 November 2015, 11:30 WIB
Misbakhun Yakin Jokowi Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
muhammad misbakhun/net
rmol news logo . Saat ini, ada trend perbaikan ekonomi yang ditunjukkan pemerintahan Jokowi. Dengan trend ini Jokowi‎ bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional 7 persen.  

Demikian disampaikan Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Golkar, Muhammad Misbakhun. Pernyataan Misbakhun ini  menanggapi serangan ke Jokowi yang dianggap terlalu muluk-muluk mengumbar janji bakal bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen. Banyak pihak bahkan meragukan Jokowi bisa melampaui kinerja Presiden SBY.

Menurut Misbakhun, Jokowi harus menghadapi warisan permasalahan ekonomi di era SBY. Pada 2014, pertumbuhan ekonomi hanya 5,1 persen atau meleset dari target 5,5 persen dalam APBN Perubahan 2014. Perlu dicatat, Jokowi dilantik pada 20 Oktober 2014, dan pada kuartal III tahun 2014, pertumbuhan ekonomi sudah dalam tren terus menurun.

"Kalau dapat warisan pertumbuhan ekonomi 5 persen dengan trend terus menurun, maka membuat melompat menjadi 7 persen pada tahun awal pemerintahan itu mustahil," kata Misbakhun dalam keterangan beberapa saat lalu (Senin, 9/11).

Menurutnya, trend penurunan itu jelas tidak bisa serta-merta disulap dari 5 persen menjadi 7 persen. Apalagi kondisi global sedang melambat, yang berdampak pada kondisi regional.

Misbakhun menambahkan, tantangan bagi pemerintahan Jokowi memang tak mudah. Misalnya, Jokowi harus start dengan APBN yang disusun oleh pemerintahan sebelumnya. Begitu memimpin pemerintahan, Jokowi juga harus menyusun ulang APBN 2015 menjadi APBN Perubahan 2015. RAPBN-P 2015 yang diajukan Januari 2015 baru disetujui Februari.

Selanjutnya, pemerintahan Jokowi membuat kebijakan fiskal yang berbeda di APBN Perubahan 2015. Usulan pemerintah Jokowi kala itu adalah memperbesar ruang fiskal dan menggenjot  belanja modal infrastuktur. Dalam sitauasi sektor swasta mengalami pelambatan maka pertumbuhan didorong oleh belanja modal infrastuktur pemerintah.

Misbakhun merinci, pertumbuhan ekonomi kuartal I memang anjlok ke 4,7 persen. Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi kuartal II juga tergerus menjadi 4,67 persen. Namun, pada kuartal III ternyata angkanya menanjak menjadi 4,73 persen.

Meski kenaikannya tak seberapa, tapi Misbakhun menilainya sebagai catatan positif. Sebab, pertumbuhan ekonomi memang tak bisa dipaksa melompat dengan kondisi saat ini. Misbakhun menambahkan, tim ekonomi pemerintahan Jokowi memang harus membuat tren penurunan menjadi melandai. Tahap berikutnya adalah menaikkannya secara perlahan.

"Saat ini tren penurunan pertumbuhan ekonomi sudah bisa diatasi dengan baik oleh tim ekonomi. Langkah berikutnya bertahap menaikkannya," paparnya.

Misbakhun bahkan menyebut pemerintahan saat ini mulai bisa mengatasi persoalan quatro defisit pada APBN sebelumnya. Yakni defisit perdagangan, defisit transaksi berjalan, defisit neraca pembayaran dan defisit anggaran. Dengan tim ekonomi pemerintahan saat ini, Misbakhun meyakini Jokowi bakal bisa memenuhi janji-janji kampanyenya. Terlebih masih ada sisa waktu 4 tahun lagi bagi pemerintahan Jokowi. .

Karenanya Misbakhun juga mengajak publik lebih objektif dalam menilai kinerja ekonomi pemerintah.  Sebab, masih banyak yang terjebak pada pada nuansa pertarungan saat pemilihan presiden lalu. "Objektivitas penting untuk memberikan apresiasi kepada tim ekonomi Presiden Jokowi yang  cukup sukses menahan tren penurunan pertumbuhan ekonomi," demikian Misbakhun. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA