Anggota Komisi XI DPR dari PDIP Maruarar Sirait melihat tak ada yang salah dari janji Jokowi. Menurutnya, saat ini Jokowi ingin menumbuhkan sikap optimisme di masyarakat. "Beliau kerja keras, rakyat juga kerja keras. Memang sekarang ini ada tekanan makro, tapi kita harus optimis," ucap Maruarar Sirait saat dihubungi Minggu malam.
Ara, sapaan Maruarar, menilai program pembangunan jangka menengah dan jangka panjang Jokowi cukup bagus. Hanya, masyarakat saat ini butuh solusi jangka pendek yang dampaknya langsung terasa. Untuk itu, dia menyarankan Jokowi bisa memprioritaskan program jangka pendek.
"Kita harap program pemerintah ada di tempat-tempat kemiskinan baru, tempat pengangguran baru. Sehingga rakyat yang kena PHK ada kerjaan. Saya yakin Pak Jokowi bisa melakukan itu," tandasnya.
Sementara Ketua DPP PDIP bidang Ekonomi, Hendrawan Supratikno menyebut, pernyataan Jokowi telah disalahartikan oleh pihak-pihak tertentu. Menurutnya, yang dimaksud Jokowi adalah belanja pemerintah meningkat, bukan ekonominya. Soalnya, penyerapan anggaran sampai akhir Agustus 2015 hanya baru 36,5 persen.
"Berarti selama 4 bulan, terjadi kenaikan belanja pemerintah yang besarnya lebih dari 2 kali lipat. Itu yang digambarkan Presiden Jokowi sebagai perekonomian Indonesia akan melesat mulai pertengahan September 2015. Jadi, itu disalahartikan pengamat,†ucap Hendrawan.
Kata-kata meroket itu diucapkan dalam dua kesempatan oleh Jokowi. Pertama, setelah rapat dengan para kepala daerah di Istana Bogor pada 5 Agustus 2015. Kedua, setelah menghadiri ultah Bursa Efek Indonesia di Jakarta, 10 Agustus. Memang, dalam dua kesempatan itu Jokowi menyebut, yang meroket adalah belanja. Tapi diharapkan dari belanja itu, ekonomi akan terdongkrak.
"Nanti belanja akan meroket. Ingat yang meroket belanjanya bukan pertumbuhan ekonominya. Itu juga akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi kita. Ini yang harus kita yakini. Saya (yang) ngomong masa nggak percaya," ucap Jokowi di Gedung Bursa Efek waktu itu.
Sebelumnya sejumlah ekonom, seperti Ichsanuddin Noorsy, mempertanyakan janji Jokowi tersebut. Bahkan dia mencatat, ada dua janji yang disampaikan Jokowi awal Agustus lalu, yaitu prediksi ekonomi meroket dan penyerapan anggaran (belanja APBN) sampai 93 persen. Tapi tak ada satu pun janji itu terealisasi. "Mana, kondisinya malah semakin sulit seperti ini? Prediksinya meleset semua,†ucap Noorsy.
[zul]
BERITA TERKAIT: