Prioritas Program Dompet Dhuafa untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 04 Juli 2015, 07:27 WIB
Prioritas Program Dompet Dhuafa untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan
foto:dok dompet dhuafa
rmol news logo Hulu dari pembangunan bangsa adalah pendidikan. Sayangnya, mutu pendidikan di Indonesia saat ini masih rendah.

Hal ini ditandai dengan kualitas guru yang masih rendah, ketidakmerataan pendidikan hingga ke daerah, serta angka putus sekolah yang masih tinggi.

Untuk diketahui, rata-rata kompetensi guru di Indonesia hanya 44,5. Padahal, nilai standar kompetensi guru adalah 75. Kemudian 75 persen sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar layanan minimal pendidikan.

Demikian dipaparkan General Manager Divisi Pendidikan Sri Nurhidayah saat berbicara mengenai laporan satu semester 2015 Program Pendidikan Dompet Dhuafa di Tangerang Selatan, kemarin (3/7).

"Setidaknya, ada empat program pendidikan di Dompet Dhuafa yaitu, Beastudi Indonesia, Makmal Pendidikan, SMART Ekselensia, dan Sekolah Guru Indonesia. Semuanya adalah program investasi pada sumber daya manusia berbasis pendidikan," beber Sri.

Sri Nurhidayah yang akrab disapa Bu Nuk lebih lanjut menjabarkan, Beastudi Indonesia terbagi ke dalam tiga program yaitu Beastudi Etos, beastudi aktivis nusantara, dan beastudi kepakaran. Beastudi Etos yang berada di 16 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ini diberikan untuk mahasiswa berprestasi dengan keterbatasan ekonomi.

Adapun fokus beastudi etos sendiri adalah pembinaan, pendampingan, dan pemberdayaan. Jumlah peneriman manfaat beastudi etos hingga 2014 sebanyak 567 orang. Sedangkan Beastudi Aktivis Nusantara adalah program yang berfokus pada mahasiswa untuk membentuk negarawan pemimpin berkarakter, kontributif dan berprestasi.

Setidaknya ada tujuh kampus yang bekerjasama dalam Beastudi Aktivis Nusantara ini yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Sriwijaya (Unsri),dan Universitas Sebelas Maret (UNS).

Program beasiswa yang paling tinggi adalah Beastudi Kepakaran. Adapun kerja sama beastudi kepakaran yaitu Al-Azhar Schoolarship, Beastudi Indonesia Prepatory School, dokter spesialis, Durham Schoolarship, PPM S1 dan S-2. Jumlah penerima manfaat Beastudi Aktivis Nusantara dan Kepakaran hingga 2014 berjumlah 95 orang. Melalui program tersebut, jelas dia, sekolah diberi pendampingan serta guru-gurunya diberi pelatihan.

"Hingga Juni 2015 sudah ada 213 sekolah dampingan dan menebarkan manfaat kepada 53.158 orang penerima manfaat tidak langsung," urai Bu Nuk.

Sementera Sekolah Guru Indonesia adalah program untuk pemuda Indonesia yang siap mengabadikan diri menjadi guru serta menjadi penggerak perubahan di seluruh penjuru Nusantara. Hingga Juni 2015, Sekolah Guru Indonesia telah meluluskan 364 orang guru dan menebarkan manfaat kepada 54.634 orang penerima manfaat tidak langsung.

Terakhir, SMART Ekselensia adalah program akselerasi SMP-SMA selama lima tahun yang unggul, berasrama, dan bebas biaya. Penerima manfaat dari program ini adalah siswa laki-laki lulusan sekolah dasar yang memiliki potensi intelektual yang tinggi namun memiliki keterbatasan finansial.

Hingga Juni 2015, SMART Ekselensia Indonesia telah memiliki 12 angkatan yang teridiri dari 450 siswa dan telah meluluskan enam angkatan yang terdiri atas 175 siswa dimana 99 persen diantaranya diterima di PTN.

Sri menyebutkan, bergulirnya seluruh program Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa berasal dari dana zakat, infak, dan sedekah para donatur.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA