"Ini hanya untuk industri, tidak akan rembes ke pasar," jelas Saleh Husin saat melakukan kunjungan kerja ke pabrik gula rafinasi, PT Sugar Labinta di Kelurahan Malangsari, Kecamatan Tanjungsari, Lampung Selatan, (Sabtu, 27/6).
Menperin didampingi Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto dan anggota DPR Frans Agung Mula Putra. Tampak pula Direktur Utama PT Sugar Labinta, Ali Sanjaya.
Karena itu dia mengapresiasi komitmen PT Sugar Labinta yang meyalurkan 100 persen produk gula kristal rafinasinya kepada industri makan dan minuman sesuai kontrak yang dilampirkan pada saat mengajukan permohonan rekomendasi IP RS kepada Kementerian Perindustrian.
Meski begitu, politikus Hanura ini mengungkapkan, bahwa stok kebutuhan gula untuk masyarakat, terutama saat ini di bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran cukup. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dengan melakukan penimbunan. "Masyarakat tidak perlu risau," tegasnya.
PT Sugar Labinta berdiri di atas 25 lahan hektar. Bahan baku pabrik gula rafinasi ini masih impor dari Thailand dan Brazil. Hampir semua kebutuhan industri makanan dan minuman tanah air, seperti Pocari Sweat, Hemaviton, dan Coca Cola, disuplai oleh perusahaan tersebut.
[zul]
BERITA TERKAIT: