Begitu dugaan Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng dalam keterangan persnya, Senin (8/6).
Menurutnya, Dwi bermaksud untuk memprioritaskan rencana menjual saham sejumlah anak perusahaan energi milik negara melalui penawaran umum perdana (IPO). Dalihnya, untuk meningkatan transparansi dan good governance dalam pengelolaan unit.
"Kalau hanya sekedar untuk transparansi mengapa harus dijual?," cetus Salamuddin Daeng.
Menurut Salamunddin Daeng, Dwi Soetjipto memang sangat berpengalaman dalam hal jual menjual BUMN. Sewaktu Dwi masih menjabat sebagai bos PT Semen Indonesia, Dwi bahkan telah menjual 49 persen saham BUMN tersebut ke swasta.
"Sepertinya ke depan Pertamina akan bernasib sama. Terlebih dahulu anak-anak perusahaan Pertamina yang akan dijual, baik yang berkaitan langsung dengan suplai perusahaan tersebut maupun unit usaha yang lainnya," jelasnya.
Pemerintah diketahui berencana menjual PT Dayamitra Telecommunications (Mitratel) kepada perusahaan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, sebuah perusahaan swasta milik Edwin Soeryadjaya.
"Diduga penjualan aset negara rawan menjadi bancakan penguasa. Telkom dan Pertamina adalah dua perusahaan yang rawan dijadikan bancakan," tutup Salamuddin.
[sam]
BERITA TERKAIT: